Biodiesel adalah bahan bakar Alternatif dari bakar solar, merupakan sebuah konsep baru yang menguntungkan yang telah diteliti dalam waktu yang sangat lama. Namun kini masih ada beberapa kelemahan untuk mengkonversinya ke biofuel, dan dalam 10 tahun yang akan datang, kita diharapkan sudah bisa melihat perusahaan biodiesel mendominasi pasar bahan bakar dengan produk biodieselnya.
Tabel konten
Keunggulan biodiesel/biofuel
Ketersediaan
Biodiesel bisa diproduksi dari berbagai macam sumberdaya lokal yang berbeda. Dengan adanya biofuel memungkinkan setiap negara untuk menghasilkan mayoritas kebutuhan bahan bakar mereka sendiri. Biodiesel yang dibuat dari alga adalah salah satu contoh, dari mana sebuah negara dapat memperoleh biofuel. Dan yang paling penting adalah, biofuel adalah sumber yang terbarukan, lebih bersih dan rendah emisi.
Kebersihan
Biodiesel sudah melewati setiap uji toksisitas, yaitu bahwa setiap tipe bahan bakar baru harus menlaukukannya sebelum dijual ke publik. Asap dari bahan bakar biofuel itu sendiri benar-benar tidak membahayakan jika dilepas di permukaan bumi. Salah satu proses yang dilalui biodiesel saat diproduksi, dikenal dengan istilah transesterfikasi, yaitu proses pemisahan gliserin dari lemak.
Hal ini menjamin bahwa biodiesel adalah bahan bakar yang seratus persen bebas dari zat berbahaya, seperti amonia , sulfur dan aromatik lainnya yang ditemukan pada bahan bakar minyak bumi.
Kepraktisan
Biodiesel dapat digunakan dalam bentuk murni untuk menjalankan mesin diesel. Bioetanol adalah bentuk lain dari biofuel, adalah contoh yang baik dari bahan bakar yang terbarukan. Bioetanol bisa dicampur dengan bensin standar untuk menjalankan kendaraan secara normal.
Sejarah bahan bakar Biodiesel
Bahan bakar biodiesel ternyata memiliki sejarah yang lebih panjang dari yang kebanyakan orang fikirkan. Tidak lama setelah revolusi uap, E. Duffy, ahli kimia, dan J. Patrick, yang juga seorang ahli kimia, terpesona oleh ide yang menggunakan minyak sayur untuk membuat sabun. Percobaan awal mereka, yaitu pada tahun 185, yang bertujuan untuk menggunakan transesterifikasi, yaitu memisahkan gliserin dari minyak untuk pembuatan sabun batangan untuk umum. Dalam kasus ini, gliserin dan bahan bakar minyak atsiri adalah produk sampingan tersebut dari proses tersebut.
Alternatif mesin uap
Mesin uap adalah mesin yang sangat besar, rumit dan mungkin berbahaya, yaitu mesin yang sebagian besar mesin yang berjalan sampai akhir 1800-an. Para insinyur secara bersama bekerja untuk mencari metode yang lebih modern , yaitu mesin yang menggunakan tenaga bakar minyak untuk menggantikannya. Dan pada 10 Agustus 1893, Rudolf Diesel menciptakan metode baru, yaitu mesin pembakaran kompresi yang menggunakan bahan bakar minyak kacang. Mesin diesel adalah metode kerja mesin yang dioperasikan dengan sistem pengapian kompresi, yang masih berlaku hingga sekarang. Paten pertama untuk mesin diesel dikeluarkan untuk Diesel pada tahun itu. Dan mulai dari sanalah, namanya dipergunakan untuk menyebut mesin ciptaannya, diesel.
Mendahului waktu
Bisa dikatakan bahwa Rudolf Diesel telah menggunakan cara yang mendahului zamannya. Dia adalah seorang futuris, karena ia telah menyadarinya lebih awal dari siapapun, bahwa penggunaan minyak berbasis minyak bumi akan menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada tahun 1912 ia berkata ” penggunaan minyak nabati untuk bahan bakar mesin kelihatannya tidak berarti untuk hari ini, akan tetapi minyak nabati tersebut dalam perjalanan waktu akan menjadi sama pentingnya dengan minyak bumi”. Sekarang kata-kata itu telah kembali lagi mengiang di kalangan industri otomotif, karena begitu pentingnya untuk segera membuat alternatif lain untuk bahan bakar minyak bumi dan bahan bakar fosil lainnya.
Masa perang dunia
Antara tahun 1920 dan 1930, dilakukan pekerjaan dan penelitian lanjutan pada bidang produksi biodiesel. Beberapa masalah muncul tentang viskositas yang tinggi dari minyak nabati. Hal ini dapat mengakibatkan atomisasi menjadi miskin, dan mesin yang terlalu panas. Pekerjaan dan penelitian lanjutan di berbagai belahan dunia juga dilakukan selama Perang Dunia II , dan negara-negara seperti Inggris, Cina, Jepang, Portugal dan Jerman semua memiliki masalah yang sama dengan viskositas, akan tetapi semuanya bisa melihat potensi untuk membuat bahan bakar biodiesel yang tidak begitu berbahaya bagi lingkungan.
Pasca Perang
Setelah masa perang, bahan bakar berbasis minyak bumi lebih diutamakan, dan bensin adalah bahan bakar utama yang digunakan untuk bahan bakar mobil. Biodiesel ditaruh kembali di deretan belakang, tetapi pekerjaan penelitian tetap dilakukan di belakang. Pada tahun 1996, perusahaan Pacific Biodiesel mempelopori penggunaan minyak nabati daur ulang untuk produksi bahan bakar. Sejak tahun 2005, biodiesel telah meningkat produksinya, dan bisa menjadi cara yang lebih ramah lingkungan dari kendaraan yang beroperasi di masa depan.
Akan tetapi kenapa saat ini masih belum banyak mesin yang dioperasikan menggunakan bahan bakar biofuel?
Ketika biodiesel dan biofuel telah hadir, mobil tidak tersedia untuk menggunakan jenis bahan bakar baru ini. Tidak ada keraguan, bahwa penelitian dan pengembangan untuk teknologi ini akan berkembang. Namun hal ini masih berada dalam tahap awal produksi dan promosi, sehingga tidak banyak orang yang tahu tentang teknologi biofuel baru ini.
Efek samping biodiesel pada mesin
Biodiesel bisa digunakan untuk mesin diesel konvensional. Tetapi ada beberapa efek samping pada mesin dari sekian lama penggunaan, yang mungkin membuat orang ragu-ragu untuk menggunakan bahan bakar baru ini. Beberapa efek samping ini adalah korosi, penyumbatan filter bahan bakar dan degradasi pompa dan rumah pompa. Hal ini masih memerlukan filter khusus, dan upgrade pada bagian-bagian mesin lainnya.
Emisi
Biofuels menghasilkan emisi yang lebih sedikit daripada bahan bakar bensin dan solar (bahan bakar berbasis minyak bumi). Tetapi untuk memproduksi banyak biofuel, banyak alat berat yang dibutuhkan, dan mesin-mesin ini hanya mudah berjalan dengan bensin dan solar. Faktor produksi biofuel ternyata dapat membuat total emisi lebih besar dari bensin atau solar .
Efisiensi
Salah satu alasan lain mengapa biofuel tidak banyak digunakan sekarang ini adalah karena efisiensi bahan bakar. Bahan bakar ini belum seefisien bahan bakar bensin atau solar, dan masih banyak orang saat ini yang menginginkan bahan bakar berefisiensi tertinggi .