Manusia mengenakan aksesoris bukan tanpa tujuan, tentu agar tampil lebih indah dimata manusia lainnya. Demikian juga dalam sebuah audio sound system yang biasa dihadirkan dalam sebuah pertunjukan besar, sangat wajib menggunakan aksesoris ini. Tapi keberadaan aksesoris pada sound sistem tak sekedar agar tampak cantik, tapi memiliki beragam fungsi yang sangat penting misalnya kualitas audio yang keras namun detail dan halus sehingga tak memekakkan telinga; tak hanya itu, aksesoris yang ditunning dengan baik akan mencegah power amplifier berdaya besar dan speaker tidak cepat rusak. Loh kok bisa? ya bisa dong makanya baca terus ya? 😀
Akesoris dalam dunia Audio tidak hanya terdiri dari satu macam, tapi beberapa macam perangkat pemroses berbeda yang saling melengkapi (terdiri dari konverter dan inverter)sehingga lebih tepat disebut dengan audio processor, dimana yang bertugas untuk memproses/memfilter signal agar bisa terdengar lebih detail dan indah setelah keluar dari speaker. Secara sederhana pada intinya audio processor berguna untuk memperbaiki signal yang masih flat yang keluar dari mixer. Proses yang dilakukan oleh sistim audio processor termasuk pemerataan frekwensi, menambah efek, membagi frekwensi menurut jenis speaker yang dipakai, mengompres dan mencegah kliping/gain berlebih.
Lalu bagaimana dengan produk digital yang disebut dengan nama Audio Processor? Memang ada produk yang dijual dengan sebutan audio processor, sama-sama bekerja memperbaiki signal tapi kebanyakan hanya berfungsi mengompresi dan membatasi/memilah suara bass, mid, dan hi – jadi hanya mirip seperti tone control. Ini mungkin lebih cocok untuk audio mobil, gitar electric, radio station, atau audio untuk indoor tapi tidak untuk sound-system profesional yang biasa di pakai untuk live music.
Mungkin yang lebih cocok disebut audio processor adalah alat tunggal digital yang disebut dengan Digital Loudspeaker Management System (DLMS). Hal ini karena DLMS sudah mencakup berbagai fungsi filtering audio termasuk equalizer, crossover-3 way, efek, dan compressor/limiter. Alat canggih ini lebih praktis dan sangat memudahkan, karena yang secara default sudah diset pabrik, tapi user juga bisa mengubahnya memalui menu sesuai melalui tombol-tombol dipanel. Namun kebanyakan operator masih suka menggunakan audio processing atau beberapa Aksesoris audio secara terpisah. Merk populer dari DLMS sebagai contoh diantaranya Peavey, DBX dan Behringer.
Aksesoris atau audio processing yang wajib ada dalam sebuah unit Sound System dan fungsinya
Audio Efek
Audio efek dibutuhkan untuk menambah kemegahan suara dari vokal dari microphone. Dengan adanya efek eksternal ini suara vocal tidak terdengar lempeng dan kering, menambah keanggunan sang penyanyi atau MC pada suatu acara pertunjukan. Efek yang bisa dihadirkan adalah gema, delay, reverb, atau hall, dsb. Ya memang sih pada mixer umumnya telah dilengkapi efek, tapi umumnya juga kurang lengkap dan sering tidak memenuhi keinginan.
Graphic Equalizer
Graphic Equalizer keberadaannya sangat penting sebagai penyeimbang/perata frekwensi sehingga suara dari speaker tidak over bass, mid, dan high sehingga audio terdengar jernih dan lebih proporsional. Graphic equalizer bekerja dengan menguatkan (boost) atau melemahkan (cut) frekwensi pada rentang frekwensi tertentu(Dideskripsikan Sub, low, mid, dan hi) dalam range frekwensi yang bisa didengar kuping manusia. Dalam sound system professional Graphic Equalizer yang banyak dipakai adalah model yang lebih rinci yang memiliki 31 bands frekwensi. Untuk mengetahui Graphic equalizer lebih banyak, silahkan kunjungi = > Cara Tunning Graphic Equalizer Untuk Music Live Dan Mengenal Fungsinya
Compressor atau limiter
Adalah pemroses audio yang pada intinya berfungsi untuk membatasi signal yang berlebih :
Telinga kita sangat peka terhadap perubahan suara, sehingga jika ada perubahan suara harus dilakukan dengan lembut agar tidak terdengar jelas ditelinga. Misalnya manakala tiba-tiba mulut terlalu dekat atau berteriak pada microphone, maka kompressor akan mengimbangi sehingga suara terdengar lebih merata dan tetap nyaman dikuping audiens. Ini adalah fungsi kompresor.
Power amplifier bisa kliping oleh gain yang berlebih atau over peak level, yang bisa berasal dari microphone, mixer dan lain-lainnya. Disini fungsi limiter yang akan membatasinya, sehingga pendengar tidak terganggu dan power amplifier tidak bekerja terlalu berat. Ini adalah fungsi limiter.
Mereduksi signal dinamis. Rentang signal dinamis mencakup signal yang paling keras dan yang paling lembut. Jika kita ingin menurunkan signal puncak, maka kita mengurangi rentang signal dinamiknya.
Crossover Active
Crossover bertugas membagi frekwessi suara berdasarkan rentang frekwensi suara tertentu berdasarkan karakter speaker yang digunakan. Crossover 3-way misalnya membagi output menjadi 3 klasifikasi frekwensi suara yaitu Low, Mid, dan High. Jalur ouput Low (frekwensi rendah) akan diberikan untuk speaker subwoofer, jalur ouput mid(frekwensi menengah) akan diberikan untuk speaker mid, dan jalur output high(frekwensi tertinggi) akan diberikan untuk tweeter. Dengan adanya crossover aktif, maka audio akan menjadi semakin detail karena didukung karakter speaker tersesuai yang berbeda-beda. Dampak lain dari menggunakan crossover, amplifier dan speaker menjadi lebih ringan kerjanya sehingga lebih awet.
Demikian pembahasan kali ini tentang Audio compressing atau sering kita sebut dengan aksesoris audio yang banyak dipakai dalam sound system. Memahami tentang ini sangat penting karena barangkalai saja Anda berniat untuk menjadi operator sound sistem professional. Semoga bermanfaat!