Trafo step down bekerja menurunkan tegangan tinggi AC 220 menjadi tegangan AC rendah, terdiri dari gulungan primer, gulungan skunder dan inti besi atau sering disebut kern. Pada dasarnya cara kerja trafo yaitu ketika gulungan primer dialiri tegangan AC maka akan menghasilkan fluks magnetik yang melewati kern secara bolak-balik. Menurut Hukum Faraday karena gulungan skunder terkait dengan fluks magnetik bolak-balik melalui kern ini akan menginduksinya sehingga menghasilkan tegangan. Kekuatan tegangan pada gulungan sekunder tergantung pada jumlah gulungan yang dilalui fluks magnetik oleh gulungan primer. Dengan demikian tegangan AC dalam gulungan primer ditransfer ke gulungan sekunder tanpa ada kontak listrik.
Trafo step down adalah jenis trafo yang mengubah tegangan tinggi pada sisi primer menjadi tegangan rendah di sisi sekunder. Jumlah gulungan primer dan skunder dan tegangan AC masukan dihitung dengan rumus untuk menentukan nilai tegangan AC yang keluar dari gulungan skunder.
Berdasarkan prinsip kerja trafo diatas, maka kita bisa menentukan cara dalam menguji atau mengetesnya.
Menguji Gulungan Primer
Gulungan primer yang membentuk fluks magnetik, dan jumlah lilitan primer menentukan kekuatan fluks atau medan magnet sehingga mempengaruhi jumlah tegangan keluaran pada gulungan skunder.
Artinya jika gulungan primer putus, maka tidak akan terjadi fluks magnetik sehingga tegangan tidak keluar dari gulungan skunder. Dan ketika ada kosleting pada gulungan primer maka akan mempengaruhi jumlah tegangan keluaran pada gulungan skunder; bentuk pengaruhnya tergantung dari pada jumlah gulungan keberapa kosleting terjadi. Akibatnya bisa menyebabkan MCB trip jika kosleting terlalu pendek atau trafo menjadi cepat panas dan tegangan keluaran bisa menjadi lebih besar dari seharusnya.
√ Menguji trafo ketika gulungan primer diberikan tegangan masukan AC 110-240V:
- Lakukan dengan sangat berhati-hati, hindari menyentuh gulungan primer.
- Posisi probe multimeter pada pengukuran tegangan AC 50V -100v tergantung dari asumsi/tulisan jumlah tegangan keluaran gulungan skunder.
- Posisi probe yang merah ditempelkan pada tap gulungan skunder 0, lalu probe merah ditempelkan pada tap tegangan keluaran yang ada pada gulungan skunder(bolak-balik tidak masalah)
- Jika tidak ada tegangan yang keluar sama sekali dari gulungan skunder, maka gulungan primer mungkin putus. (harus diuji dengan melihat nilai hambatan gulungan primer dibahas dibawah)
- Jika tegangan keluaran lebih besar dari seharusnya, mungkin gulungan primer ada yang short. Biasanya ini juga disertai gejala trafo bergetar dan lebih cepat panas meskipun tanpa beban.
- Jika MCB trip maka bia dipastikan gulungan primer kosleting total karena gulungan sudah terbakar.
√Ciri kerusakan gulungan primer ketika ditest tanpa diberikan tegangan masukan:
- Lepaskan tegangan masukan
- Probe multimeter pada posisi pengukuran resistor/Ohm. Lepaskan tegangan AC masukan pada gulungan primer.
- Tempelkan probe warna merah dan hitam pada masing-masing tap gulungan primer 0 dan 220V
- Jika jarum tidak bergerak atau menunjukkan nilai ohm tak terbatas, maka gulungan primer putus.
- Jika jarum multimeter bergerak tidak berhenti pada nilai hambatan tertentu alias mentok 0 ohm, gulungan primer terbakar sehingga kosleting.
- Jika jarum multimeter menunjukkan nilai reistansi dibawah sekitar 768 ohm atau 0.0768K, misalnya 500ohm, mungkin ada kosleting antar gulungan primer.
Menguji Gulungan skunder
Gulungan skunder akan menghasilkan tegangan keluaran ketika gulungan primer mendapat tegangan masukan AC 110V – 240V. Jumlah gulungan skunder mempengaruhi jumlah tegangan keluaran – semakin banyak jumlah gulungan tegangan keluaran semakin besar. Jika ada masalah pada gulungan skunder akan menyebabkan tegangan keluaran yang tidak seusai serta bisa disertai gejala kerusakan.
√ Menguji gulungan skunder dengan multimeter ketika gulungan primer diberi tegangan AC masukan.
- Posisikan probe multimeter pada posisi pengukuran tegangan AC 50V -100v.
- Posisi probe yang merah ditempelkan pada tap gulungan skunder 0, lalu probe merah ditempelkan pada tiap tap tegangan keluaran yang ada pada gulungan skunder(bolak-balik tidak masalah)
- Jika jarum tidak bergerak menunjukkan jumlah tegangan tertentu, maka bisa dipastikan gulungan skunder putus atau bisa juga solderan lepas – dengan catatan gulungan primer bisa dipastikan bisa bekerja dengan baik.
- Jika multimeter menunjukkan jumlah tegangan keluaran yang jauh lebih rendah daripada jumlah tegangan asumsi (tulisan yang ada pada tap tegangan keluaran), maka bisa jadi ada kosleting antar gulungan skunder. Jika ini yang terjadi biasanya disertai gejala trafo bergetar dan cepat panas meskipun tanpa diberi beban.
√ Menguji gulungan skunder tanpa diberi tegangan masukan tegangan pada gulungan primer
- Posisikan probe multimeter pada pengukuran Ohm X1
- Posisi probe yang merah ditempelkan pada tap skunder 0, dan probe warna merah ditempelkan pada tap gulungan skunder(bolak-balik tidak masalah).
- Jarum atau angka digital multimeter menunjukkan nilai ohm tertentu, yaitu antara 1.2 ohm pada tap keluaran 9V. Jika multimeter tidak bergerak atau menunjukkan hambatan tak terhingga maka gulungan skunder putus.
- Jika menunjukkan nilai hambatan 0 atau kurang dari 1 ohm, mungkin ada kesalahan pada gulungan skunder atau ada hubungan singkat antar gulungan.
Baca juga :
- Mengenal Perbedaan Kelas atau Class dalam Driver Power Amplifier
- Cara Menggunakan Power Ampli BTL dengan baik agar Aman dan Maksimal
- Cara Menghitung Daya Output Watt RMS Power Amplifier
Menguji kebocoran gulungan primer dan skunder
Gulungan primer dan skunder tidak boleh ada kontak listrik. Jika terjadi kontak listrik maka trafo akan mengalami kebocoran listrik tegangan tinggi sehingga trafo tidak aman untuk digunakan. Kenapa bisa ada kebocoran tegangan tinggi? Biasanya karena gulungan primer dan skunder bersentuhan langsung tanpa dibatasi oleh isolator, mungkin karena islolatornya sudah rusak karena terbakar.
Jika terjadi demikian maka jalur keluaran trafo akan nyetrum jika disentuh bahkan bisa menyalakan lampu tespen. Dengan demikian tentu saja trafo bisa membahayakan jika terus dipakai, juga menyebabkan dengung atau noise pada peralatan audio.
√ Cara menguji kebocoran trafo dengan menggunakan multimeter
- Posisikan probe pada pengukuran hambatan X10.
- Tempelkan probe merah pada tap gulungan primer, dan probe merah pada tap pada gulungan skunder(bolak-balik tidak masalah)
- Jika jarum bergerak atau menunjukkan nilai hambatan tertentu meskipun sangat kecil artinya trafo sudah bocor dan bisa nyetrum jika disentuh.
- Jika jarum tidak bergerak samasekali atau menunjukkan nilai hambatan tak terbatas, artinya tidak ada kontak antara gulungan primer dan skunder – artinya trafo masih baik atau tidak ada kontak listrik.
Baca juga : Penyebab Body dan Input Amplifier Nyetrum dan Cara Memperbaikinya
Menguji kebocoran gulungan primer / skunder dengan kern
Kern harus dilindungi dengan isolator agar tidak bersentuhan secara langsung dengan gulungan primer maupun skunder karena bisa menyebabkan kosleting. Ini jarang terjadi karena isolator biasanya tebal dan terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar atau meleleh karena panas, namun bukan berarti tidak bisa terjadi. Nah untuk itu tidak ada salahnya untuk menguji kebocoran/kontak tegangan terhadap keren – biasanya dilakukan orang ketika membeli trafo ditoko.
√ Cara menguji kebocoran antara kern dan gulungan primer/skunder
- Posisikan probe pada pengukuran hambatan X10.
- Probe merah ditempelkan pada tap gulungan primer, dan probe merah ditempelkan pada kern. Jika jarum bergerak menunjukkan nilai hambatan tertentu meskipun sedikit bisa menyebabkan kebocoran sehingga kern nyetrum jika disentuh. Seharusnya jarum multimeter tidak boleh bergerak samasekali.
- Probe merah ditempelkan pada tap gulungan skunder, dan probe merah ditempelkan pada kern. Jika jarum bergerak menunjukkan nilai hambatan tertentu meskipun sedikit bisa menyebabkan kebocoran sehingga kern teraliri tegangan keluaran, bisa menyebabkan koleting dengan ground.
Artikel di Update pada November 2, 2018 2:33 pm
View Comments (10)
Mas saya punya trafo 3a kecil saya cek ke 12v kok keluarnya kok 35v saya jd takut pasang ke ampli takut meledak input listrik saya 240v (komen ini sambungan sama yg diatas)
Kalo kemungkinan salah tulisannya kenapa kalo saya cek di ct disitu terukur tegangan 17 volt ?
Jadi saya gk bisa gerak lha wong ct nya gak bisa, kalo dicek pake volt meter 12v aja udah 35v gimana kalo 32v bisa tegangannya ratusan itu wes pasrah ae 😣😪😂 Hmm....
Jadi gimana mas cara mengatasinya, atau saya beli lagi trafo? Padahal yg saya butuh kan adalah ct nya dan buat kan artikel tentang membuat tegangan ct pada smps non ct 🙏
Bisa saja tulisannya keliru ,misalnya yang harusnya 32V tulisan angkanya 12V kan manusia bisa salah to :D. Ada berpa pin ya? coba dicek pakai volmeter dulu terhadap ct untuk semua pin barangkali memang tulisannya keliru
SMPS mau dijadikan CT?, ribet ceritanya. Seharusnya bisa saja trafo asli diganti dg trafo ouputnya dengan lilitan baru dengan skunder CT. Tapi tak sesederhana itu bermain SMPS karena hitungannya rumit karena pertama harus tahu dulu berapa frekwensi dari PWM osilator kemudian menentukan berapa jumlah kawat skunder/primer dan diameter serta FET apa yang dipakai - itu teorinya. Susah, saya sendiri tak menguasai ini :D Jika tidak seimbang fet akan panas dan jebol . Kalau urusan SMPS saya mending pakai yang asli buatan pabrik yang terjamin kualitasnya dan sesuai kebutuhan.
Mas mau tanya .. trapo saya 5a ct 32. Kenapa tulisan yg primer yaitu
0 kemudian 110 kemudian 130.
Bagai mana cara teest multi. Aapkah trao saya masih hidup
Pakai ohmeter skala x1. Colok di pin trafo 0 dan 220, harusnya masih ada hambatan sekitar 50 atau 100ohm kemungkinan besar masih normal, kalau jarum mentok kekanan bisa dipastikan short. Kalau jarum diam, berarti putus. Kalibrasi dulu avonya
Mas saya kan pake trafo 3 a trus saya cek di 12v keluarnya malah 35v input listrik rumah 240v saya ukur plus 12v dan ct disitu terukur tegangan trafo 17v gimana ya cara mengatasinya agar bisa normal 12v? Oo ya saya juga pake dioda bridge 8a dan elco 4 ukurannya 2200 uf 63v?
Kok bisa begitu? seharunya pin output trafo angkanya 12V ya tegangannya 12V. Jika lebih dari itu bisa saja ada masalah dengan trafo, tapi saya tdk pernah menemui masalah seperti itu.
Kecuali jika sudah masuk dioda bridge, 12VAC dari trafo keluarnya menjadi sekitar 18VDC.
Jika ingin 12V steady bisa ditambah regulator atau penstabil tegangan, jika untuk rangkaian tone control dll yg bukan power ampli bisa distabilkan dengan IC 7812, kalau simetris ya akan butuh 7912 juga
Penulis kurang teliti dalam menuliskan prop warna merah dan hitam..
Mengetes trafo atau resistor tak perlu memperhatikan warna probe, yg penting dalam posisi mengukur Ohm meter