Speaker yang kita kenal adalah perangkat yang bekerja mengubah sinyal listrik audio menjadi suara yang tersesuai. Tugas speaker adalah pasif, ia hanya menerima beban dari power amplifier dan menghasilkan suara sesuai dengan kemampuannya. Nah inilah yang akhirnya disebut spesifikasi loudspeaker, dimana kita harus memahami antara kemampuan loudspeaker dan amplifier sebagai arus pendorongnya. Dengan demikian sangatlah penting untuk memahami seperti apa speaker yang kita butuhkan untuk audio kita supaya hasil akhirnya sesuai, enak didengar dan aman tanpa risiko kerusakan yang besar.
Tabel konten
Cara Membaca Spesifikasi Speaker
Loudspeaker dibuat berbeda-beda yang secara umum disesuaikan dengan kebutuhan/kemampuan audio, namun ada beberapa hal yang menunjukkan sebuah produk speaker lebih baik daripada yang lain. Apakah itu bahan, desain, dan ukuran. Agar tak salah pilih, sebaiknya Anda banyak membaca informasi termasuk yang sudah diurai dibawah ini!
1. Sensitivity /SPL(Sound Pressure level):
Sensitifitas diukur dalam dB (desibel), ini adalah salah satu unsur yang paling signifikan meskipun seringkali diabaikan dari daftar spesifikasi speaker. Sensitivitas speaker menunjukkan suara dari speaker – baik sedang dalam lingkungan yang tidak bergema atau lingkungan ruangan. Beberapa pabrikan menentukan sensitivitas speaker yang diukur dalam lingkungan ruangan rata-rata, sementara pabrikan yang lain mempertimbangkan lingkungan yang tidak bergema pada saat mengukurnya. Sensitivitas yang diukur dalam lingkungan ruangan akan memiliki hasil lebih besar 2 hingga 3 dB daripada lingkungan yang tidak bergema.
Semakin tinggi nilai sensitivitas, semakin keras speaker Anda. Speaker yang ada rata-rata hadir dengan sensitivitas sekitar 87 dB hingga 88 dB. Speaker dengan nilai sensitivitas lebih dari 90 dB dianggap yang sangat baik, terutama jika dipakai sebagai speaker performance, atau speaker sound sistem lapangan.
Untuk memudahkan dalam mengetahui misalnya seberapa bising 88 dB, berikut ada beberapa panduan suara umum dengan peringkat desibelnya yang akan membantu Anda dalam memahami seberapa keras 88 dB itu : Jika sunyi dan adalah 0 dB, maka suara orang berbisik adalah 15-25 dB, lalu tingkat kebisingan dihalaman rumah/kantor adalah 40-60 dB. Suara orang berbicara normal adalah 65-70 dB, suara mesin pemotong rumput adalah 90 dB, dan klakson mobil 110 dB.
Sederhannya semakin tinggi SPL maka semakin memekakkan suara speaker, dan untuk keperluan ruangan ideal menggunakan sensitifitas speaker/SPL 90 dB kebawah, dan untuk keperluan lapangan adalah 90 dB keatas.
2. Impedansi Loudspeaker (Impedance):
Impedansi diukur dalam ohm (Ω), ini adalah spesifikasi loudspeaker lain yang sangat penting yang harus Anda perhatikan. Impedansi dalam rumus ditulis Z namun satuannya sama dengan resistansi pada resistor(R) yaitu Ω(Ohm), namun hal ini berbeda sama sekali. Impedansi adalah beban induktif pada komponen yang bekerja berdasar induksi kumparan seperti pada loudspeaker, lalu beban resistif adalah berdasarkan hambatan listrik seperti pada resistor.
Untuk memahami apa arti impedansi pada loudspeaker, saya akan mencoba membuat analogi selang dan air. Umpamakan speaker adalah sebagai selangnya dan air yang mengalir melaluinya adalah arus listrik/sinyal audio. Sinyal audio adalah air yang akan diubah menjadi suara oleh speaker.
Jika selangnya memiliki lubang yang sempit (resistansi tinggi), maka lebih sedikit air yang mengalir melaluinya, dan jika selang memiliki lubang yang lebih besar (resistansi rendah), maka lebih banyak air yang mengalir melewatinya.
Demikian pula dengan speaker, jika memiliki resistansi rendah (impedansi), maka lebih banyak arus (dari amplifier Anda) akan melewati speaker, dan jika speaker memiliki resistansi tinggi(impedansi), maka lebih sedikit arus(dari amplifier Anda). Oleh karena itu, semakin rendah impedansi speaker, maka semakin banyak arus yang mengalir melewati speaker.
Kesimpulan: Impedansi rendah = Arus besar. Impedansi tinggi = Arus kecil.
Sekarang pertanyaannya adalah, apakah Anda harus membeli speaker dengan impedansi yang tinggi atau impedansi yang rendah?
Speaker seharusnya tidak memiliki impedansi yang tinggi atau rendah. Jika memiliki impedansi yang rendah (resistansi kecil / arus besar), maka itu akan memberikan beban yang lebih besar pada amplifier Anda karena akan mendorong lebih banyak arus yang mengalir – masalahnya ini mungkin tidak mampu dilakukan oleh amplifier Anda. Karena usaha amplifier yang tidak perlu untuk mendorong arus yang lebih besar, maka amplifier mungkin bisa menjadi overheat/terlalu panas dan akhirnya mati atau rusak.
Lalu apakah ini berarti impedansi yang lebih tinggi lebih baik? jawabnya Tidak. Karena speaker hanya perlu membutuhkan jumlah arus yang cukup untuk bersuara dengan keras. Dan impedansi tinggi = aliran daya rendah = volume rendah.
Oleh karena itu speaker Anda seharusnya tidak memiliki Impedansi rendah maupun tinggi. Seharusnya memiliki impedansi yang optimal. Speaker dengan impedansi 6-8 ohm dianggap paling optimal. Speaker yang bermain pada peringkat impedansi ini akan lebih aman.
Lalu apakah dibawah 6 ohm tidak begitu aman? Jawabnya benar, ini memang tidak seaman 8 Ohm. Semakin kecil/rendah impedansi speaker maka daya output amplifier yang dibutuhkan semakin besar juga yang otomatis suara yang dihasilkan semakin keras juga – tapi semakin keras juga kerja amplifier. Bahkan jika impedansi terlalu rendah dari spesifikasi amplifier yang seharusnya maka bisa merusaknya. Untuk itu desainer amplifier biasanya sudah menetapkan batas kemampuan bermain dari amplifier yang didesainnya, apakah itu mampu di 4 Ohm misalnya atau tidak. Jadi sebagai informasi tambahan, jangan lupa melihat batas kemampuan power amplifier yang Anda miliki.
Pada akhirnya bisa disimpulkan bahwa antara impedansi speaker Vs kemampuan amplifier harus seimbang agar bisa mencapai titik yang optimal.
Baca juga: Cara Menyambung Banyak Speaker yang Benar pada Audio Sound System
3. Respon Frekuensi Loudspeaker (Freqwensi Response) :
Kadang-kadang ini juga disebut rentang frekuensi, yang diukur dalam Hertz (Hz). Spesifikasi speaker ini menunjukkan seberapa rendah dan tinggi speaker bisa memainkan suara. Hal ini disebut dengan “*Hz – *kHz” – di mana * adalah angkanya.
Mari kita ambil sebuah angka contoh spesifikasi sebuah speaker dimana : 65Hz-20kHz. Angka 65Hz diawal mewakili output bass, yang berarti seberapa rendah sebuah speaker dapat memainkan frekwensi. Semakin rendah angkanya maka semakin dalam suara bass yang bisa diproduksi. Sementara angka 20kHz (20.000 Hz) adalah mewakili frekwensi suara treble tertinggi.
Dikatakan bahwa telinga manusia bisa mendengar frekwensi antara 20Hz dan 20kHz. Tapi frekuensi rendah(bass) yang di bawah 30Hz akan menjadi lebih sedikit terdengar dan terasa.
Oleh karena itu, semua speaker yang mencapai 50 Hz atau lebih rendah dianggap baik dan tidak perlu memasangkan subwoofer sampai Anda benar-benar ingin mendengarkan bass yang paling dalam.
Pastikan selalu ada tanda “+/-” setelah angka tingkat freqwensi response. Jika penyimpangan “+/-” tidak ada, maka spesifikasi ini tidak mengungkapkan gambaran yang sebenarnya.
Speaker biasanya memiliki nilai +/- 3 dB atau +/- 4 dB setelah rentang frekuensi. Misalnya, sebuah speaker memiliki respons frekuensi “40Hz-20kHz +/- 3 dB”. Hal ini +/- 3 dB menunjukkan bahwa setiap nada yang dihasilkan oleh speaker akan berada dalam 3 dB dari suara lain di seluruh rentang frekuensi. Yang artinya bahwa telinga Anda tidak akan kehilangan sedikitpun suara.
Baca juga : Harga Speaker Aktif Beberapa Merk Dan Model Terpopuler 2019
4. Penanganan Daya (Power Handling):
Diukur dalam satuan Watts (W), spesifikasi penanganan daya(power handling) pada speaker menunjukkan seberapa banyak daya yang bisa ditanggung speaker tanpa menyebabkan kerusakannya. Speaker Anda mungkin akan rusak jika mendapat daya yang berlebih dari yang disebutkan dalam spesifikasi.
Speaker biasanya hadir dengan dua peringkat daya(power rating) – RMS atau continous, dan Peak.
Rating RMS menentukan power continous yang dapat ditangani oleh speaker tanpa menjadikannya rusak, sedangkan Rating Daya Puncak(power rating peak) menyiratkan jumlah daya maksimum yang bisa ditanggung oleh speaker dalam sekejap. Namun rating peak ini tidak ada gunanya dalam penggunaan praktis.
Anda harus memahami satu hal bahwa rating daya speaker terkadang menyesatkan. Kemungkinannya adalah bahwa Anda mungkin saja percaya bahwa speaker yang dikatakan 10 watt akan bersuara lebih keras daripada speaker yang 7 watt. Tapi dalam hal ini Anda tidak tahu apakah rating ini disebutkan dalam RMS atau power peak(daya puncak). Jadi, pastikan speaker Anda memiliki power rating yang disebutkan dalam RMS untuk bisa menilai dengan benar. Misalnya 10WRMS dalam penulisannya.
Hal lain yang perlu diketahui adalah power handling setidaknya sama dengan daya output amplifier, dan tidak boleh lebih rendah dari daya ouput amplifier demi keamanan speaker itu sendiri.
5. Signal-to-Noise Ratio (SNR):
Hal ini adalah suara yang dihasilkan oleh speaker, yang mencakup beberapa tingkat kebisingan.
Dengan kata lain, sinyal audio yang dikirim ke speaker yang kemudian diubah menjadi suara yang kita dengar. Tetapi suara yang kita dengar bukanlah sinyal audio murni yang didapat oleh speaker, pada kenyataannya, itu juga termasuk beberapa tingkat kebisingan. Kebisingan atau nois ini dihasilkan oleh komponen internal speaker atau perangkat.
Oleh karena itu, spesifikasi ini menjelaskan berapa banyak noise yang ada di output (suara yang kita dengar) dari suatu perangkat sehubungan dengan level sinyal. Ini juga diukur dalam desibel (dB).
Jadi jika sebuah speaker memiliki peringkat SNR 120dB, artinya bahwa tingkat sinyal audio 120dB lebih tinggi daripada tingkat nois. Semakin tinggi angkanya akan semakin baik.
6. Ukuran Loudspeaker/Diameter :
Ukuran atau Diameter speaker lebih sering disebut dalam satuan INCH. Diyakini bahwa speaker yang lebih besar dan lebih berat akan terdengar lebih baik daripada speaker yang kecil dan ringan. Menurut saya ini persoalan kapasitas, semakin besar ukuran speaker maka kapasitasnya semakin besar.
Seringkali orang mengartikan keliru antara ukuran speaker dan impedansi speaker. Impedansi speaker tidak ada hubungannya dengan ukuran speaker, itu dua hal yang berbeda. Tapi sekarang Anda sudah mengerti apa itu impedansi speaker – yang jelas tidak sama dengan ukuran speaker.
7. Ukuran komponen loudspeaker
Bahan speaker biasanya meliputi diameter cons, diameter voice coil, berat magnet ataupun medan magnet, itu yang mempengaruhi spesifikasi yang sudah dibahas diatas. Jadi artinya ini tidak perlu benar-benar dilihat, karena dalam aturan praktisnya ini tak begitu penting.
Baca juga : Box Speaker Mini Scoop: Skema dan Cara Membuatnya
Kabinet/Box speaker(Informasi tambahan tak termasuk dalam spesifikasi loudspeaker):
Sering orang hanya terfokus kepada spesifikasi umum seperti power handling(watt), impedance(ohm) dan diameter(inch), padahal ada unsur lain yang mempengaruhi kualitas suara yaitu box speaker. Nah, box speaker ini tidak bisa dibuat dengan sembarangan. Ada penghitungan khusus yang penting diperhatikan yaitu isi atau volume dari box speaker terutama ketika berbicara tentang kualitas suara bass (frekwensi rendah), termasuk kualitas bahan semua berpengaruh. Di blog ini saya telah banyak mengupload dan menjelaskan tentang berbagai jenis box speaker, kegunaan, keistimewaan dll yaitu artikel pada kategori speaker. Silakan diubek-ubek saja, ambil mana yang dibutuhkan untuk audio Anda.
Speaker yang baik dan berkualitas, ketika ditempatkan pada box yang buruk hasilnya akan buruk. Jadi kualitas dari kabinet juga sangat penting setelah loudspeaker itu sendiri. Pastikan box speaker Anda terbuat dari bahan yang padat seperti kayu. Jangan memakai material yang tipis dan kurang padat sehingga ikut bergetar ketika speaker bersuara. Meskipun box speaker hampir tidak memiliki pengaruh terhadap nada tinggi, tetapi ini mempengaruhi nada bass secara signifikan. Bukan berarti bahwa box speaker Anda harus terbuat dari material kayu, ada banyak material bahan yang cocok untuk box speaker selain kayu misalnya bahan triplek atau MDF.
Baca juga : √ Cara Membuat Box Speaker Yang Benar Sehingga Hasilnya Bagus
Nah demikian sedikit tentang cara melihat spesifikasi speaker, semoga informasi ini dapat memberikan kepada Anda lebih dari hanya sekadar mengenai kinerjanya. Seberapa baik kinerja speaker pada kenyataanya masih bergantung juga pada kualitas driver, box speaker, dan beberapa komponen penting lainnya seperti crossover.
Assalamu’alaikum, selamat pagi mas
Kebetulan saya sedang merakit sepasang monitoring speaker 4 inch utk kebutuhan recording. saya menggunakan 1 pcs tweeter max 100watt dan 1 speaker woofer 4 inch max 60 watt untuk masing2 box, jadi total jumlah speaker dan max watt adalah :
2 pcs speaker tweeter : 2 x 100 watt
2 pcs speaker woofer : 2 x 60 watt
Kira2 berapa watt power amplifier yang cocok untuk spesifikasi tersebut?
Manakah yang lebih cocok apakah saya menggunakan power amplifier :
2 x 30 watt, atau
2 x 50 watt
Terimakasih ya mas, mohon penjelasannya
Assalamu alaikum,
Speaker 150W Progam power, 4 speaker
Speaker Twetter 100W , 4 speaker twetter
Yang aman dan ideal menggunakan Power amplifier berapa Watt RMS
TRIMA KASIH
maksimal power 600watt, minimal 300watt
mas,tlg kasih tau perbedaan,RMS,CONTINOUS DAN PROGRAM POWER, karna di speaker di jumpai,ketrangan beda2,trimakasih mas
Daya RMS, nilai rata-rata dari daya suatu sinyal, yang dapat direproduksi secara stabil oleh speaker tanpa distorsi.
Continous mencerminkan daya yan bisa ditangani secara kontinyu/berkelanjutan/konstan, istilah ini digunakan bersama dengan RMS yg keduanya menggambarkan kemampuan speaker untuk menangani daya secara konsisten tanpa merusak atau mengalami penurunan kinerja.
Contoh; andaikan power amplifier 100Watt RMS dan speaker spek tertulis Power RMS 100W, Continous 150W maka speaker akan bekerja dengan baik secara kontinyu tanpa mengalami penurunan kinerja dan kerusakan dengan kekuatan amplifier maksimal sebesar 100W
Program power , hanya digunakan dalam pengujian, artinya daya maksimum yang dapat ditangani oleh speaker dalam waktu singkat tanpa mengalami kerusakan.
Misalnya tertera dalam datasheet spek Program power 200W, artinya speaker bisa di dorong dengan kekuatan power ampli 200W tetapi hanya sebentar saja alias tidak bisa kontinyu atau secara terus menerus karena bisa merusaknya atau mengalami penurunan kinerja.
Semoga bisa dipahami, terimakasih!
Sy lagi cari speaker. Dan masih awam mengenai spaker. Mas sy mau bertanya. sy kan pakai speaker yang outputnya 3 watt nah saat pemakaian di volume tinggi selalu ada suara kresek2/ sember. Itu penyebabnya apa ya? Apakah power outputnya kekecilan tidak sesuai? Apakah harus di ganti dengan power output yang besar minimal 42 watt? Nah pengaruh watt itu untuk apa ya? Maaf, masih awam.
Krsek kresek bisa saja speaker rusak, bisa juga amplifier yang bermasalah atau kurang daya. Coba tes pakai speaker lain
Om saya mau buat skripsi tentang pemancar gelombang ultrasonik buat pengusir burung. Kira² ada gam om tweeter buat frekuensi 50 khz, soalnya rata² 40 kh,z semua
Ada jenis tweeter ultrasonic piezoelectrick khusus untuk pengusir tikus dan sebagainya hingga 50Khz, cari aja di google
Om saya punya power 4×1200 4ohm.
Ingin saya gunakan untuk speaker acr 15600 x 2
Speaker acr 1225 x2
Tweeter Ashley n175 x2
. Nah pertanyaannya saya gimana cara yg ideal untuk menghubungkan antara power dan komponen speaker yg baik di masing-masing chenel, terimakasih 🙏🙏
intinya sesuaikan impedansi amplifiernya, misalnya main 4, atau 8 ohm. Jika merangkai speaker harus di hitung hasilnya baik kemampuan daya amplifier maupun impedansi, itu saja. Untuk tweeter menggunakan HPF . Baca saja di : Merangkai 2 Buah LoudSpeaker Atau Lebih Sebaiknya Seri Atau Pararel?
Saya punya speaker dalam keterangannya ada tulisan power600watt=4.3db
Sebelumnya terima kasih atas rubrik mengenai spesifikasi amplifier ini, sungguh sangat membantu dan menambah wawasan saya yang seorang awam di dunia audio. Saat ini saya sedang menyelami audio vintage, dan ingin membeli set up audio vintage dari tape deck, stereo integrated amplifier, dan speaker bookshelf. Saat ini saya ada referensi amplifier dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Power output: 45 watts per channel into 8Ω (stereo)
2. Frequency response: 5Hz to 120kHz
3. Total harmonic distortion: 0.005%
4. Damping factor: 60
5. Input sensitivity: 2.5mV (MM), 150mV (line)
6. Signal to noise ratio: 76dB (MM), 91dB (line)
7. Channel separation: 60dB (line)
8. Output: 150mV (line)
9. Speaker load impedance: 4Ω to 16Ω
Apakah amplifier di atas mampu mensupport speaker bookshelf 1 pasang secara optimal dengan spesifikasi berikut:
1. Total Power Output: 5 – 20 W
2. Frekuensi Respon: 50 Hz-20 KHz
3. Impedance: 6 Ohm
4. SPL: 77 dB
Saya ingin membangun set up untuk home audio. Apakah dengan set up seperti di atas sudah mengoptimalkan kualitas suara dari speakernya ya mas?
Mohon saran dan masukannya, terima kasih.
penting diperhatikan adalah power output dan frekwensi response serta impedansi. Asal speaker secara kemampuan menerima daya cukup, rentang frekwensi cukup tercover oleh amplifier. Optimal itu adalah ketika amplifier mengcover speaker dengan baik tentang frekwensi response daya dan impedansi, masalah sensiitifitas dalam ruangan lebih rendah dari pada jenis luar ruangan. Mungkin Perlu memahami ini :
Bass Bawah (Low Bass): Bass bawah, juga dikenal sebagai low bass atau sub-bass, merujuk pada rentang frekuensi rendah yang dihasilkan oleh speaker atau perangkat audio. Rentang frekuensi bass bawah biasanya berkisar antara sekitar 20 Hz hingga sekitar 80 Hz. Suara di rentang ini memberikan dampak dan kekuatan pada nada rendah, seperti suara drum bass, efek gempa bumi dalam film, atau bunyi dasar instrumen musik.
Bass Tengah (Mid Bass): Bass tengah, juga dikenal sebagai mid bass, adalah rentang frekuensi di antara bass bawah dan bass atas. Rentang frekuensi bass tengah berkisar sekitar 80 Hz hingga sekitar 300 Hz. Bagian ini menyumbang pada karakter suara yang lebih tebal dan penuh, seperti suara gitar bass atau vokal rendah.
Bass Atas (Upper Bass): Bass atas, juga dikenal sebagai upper bass atau lower midrange, mencakup rentang frekuensi di atas bass tengah dan di bawah frekuensi menengah. Rentang frekuensi bass atas berkisar sekitar 300 Hz hingga sekitar 1 kHz. Bagian ini memberikan kejernihan dan definisi pada instrumen musik yang mengisi frekuensi ini, seperti gitar akustik, vokal, dan beberapa instrumen perkusi.
Seperti itu, dan kadang tentang frekwensi respon ini terpengaruh dengan genre music. Misalnya suka music dangdut , maka speaker cenderung mid-bass. Suka DJ maka speaker cenderung bass dalam / sub-bass dan music akustik dll mungkin bass atas … jika suka nonton film semua range frekwensi dari sub hingga hi akan jadi bagus dan optimal. Begitu menurut saya
maaf nanya masi awam soal speaker, saya mau beli speaker polytron PMA 9507 nah itu tertulis OUTPUT POWER 150 Watt RMS dan Power Consumption 50 Watt, yg ngaruh ke biaya listrik kita itu yg 50 watt ato yg 150 watt ya ? mohon di cerahkan
Untuk power amplifier dengan output 150W, konsumsi daya listriknya mungkin lebih tinggi daripada 150W, tergantung pada efisiensi amplifier tersebut. Misalnya, jika amplifier memiliki efisiensi 50%, maka konsumsi daya listriknya mungkin sekitar 300W. Namun, ini adalah perkiraan kasar, dan konsumsi daya sebenarnya dapat bervariasi tergantung pada spesifikasi dan efisiensi masing-masing amplifier. Satu lagi, 150W adalah output daya maksimal, artinya jika volume diputar pelan maka ouput daya tidak mencapai 150W, bisa saja cuma 50W, 30W, 5W dst
Maaf mas saya sngat awam sekali ttng speaker
Jadi saya punya speaker big band 500
Yg hnya punya keterangan system impedance 8ohm dan frequensi responce 20-20000hz
Yg saya tanyakn brp watt yg dr speaker tsb?
Karna didlm box terdapat 2 speaker uk.10in,1 uk.6in dan 2 uk.4in
Watt harusnya tertulis di speaker, tapi mungkin bisa dilihat berapa watt power ampnya. Jika power ampnya 150W berarti speaker itu setidaknya 150Watt
Mas, speaker satelite 4ohm 3 Watt. Jika diganti dengan 4ohm 5 Watt. Apakah bisa? Pengaruh pada speaker apa tidak?
gak masalah
pas, speaker radio sony 1W 2ohm, diganti speaker radio tape sony lain 7W 6ohm, apakah masih ngangkat suaranya ya? makasih
bisa saja tapi ya tentu suara tidak sekeras yang aslinya
Sekarang sy pakai speaker dgn freq 50hz-20khz-6db, sy berencana membeli speaker dgn freq 50hz-20khz-3db bisa mas jelaskan perbedaannya mas, terima kasih.
bisa mencapai frekwensi yg relatif konstan direntang 50-20khz di -6db namun di kedua ujung rentang frekuensi tersebut (-6 dB), tingkat output suara akan berkurang sebesar 6 dB dari level referensi.
Kalau pada speaker dengan rentang frekuensi -3 dB, tingkat output suara akan berkurang hanya sebesar 3 dB di kedua ujung rentang frekuensi (-3 dB).
Jadi speaker yang dengan rentang -3db lebih responsif terhadap frekuensi rendah dan tinggi, dan dapat menghasilkan output yang relatif lebih tinggi pada frekuensi tersebut dibandingkan dengan speaker yang dengan rentang -6 dB.
Semoga membantu!
Lebih besar atau lebih kecil db di belakang respons frequency bisa di jelaskan seperti apa mas,
-6db atau -3d adalah tingkat outputnya yang menunjukan tingkat responsif sebuah speaker pada rentang frekwensi tsb. Semakin rendah mislnya -3db berarti menunjukkan tingkat outputnya lebih responsif di rentang frekwensi yang disebutkan daripada yang lebih rendah misalnya -6db.
Mas…kalau program power apa ya..jika tertulis
.nominal poweer handling 250watt dan program power 500 watt yang dijadikan patokan yang mana..peak nya berapa, RMS nya berapa
Patokannya nominal power handling (NDA)250watt power aja mas yang aman untuk perform/jangka lama, untuk program power 500 watt adalah aman untuk keperluan ujicoba saja boleh mnggunakan power 500Watt, tapi tidak boleh terlalu lama atau untuk dipakai perform/ dlam jangka lama.
Pak saya punya 2 buah speaker pasif SHARP bekas mini compo, impedance 6 ohm, rated power 20w, max power handling capacity 40w.
Saya hanya minta saran, harus pakai ampli spek berapa…?
Trima kasih
spek ampli maksimal ouput powernya adalah 40watt
mau tanya pak, jika saya ada speaker 2.1 passive, dgn speaker satelit tertulis nominal power 60 watt dan subwoofer tertulis nominal power 70watt, impedansi 4ohm. Subwoofer agak unik dimana di dalamnya terdapat 2 speaker yg terpisah.
2 satelit ini akan konek ke subwoofer, dan dari subwoofer ada koneksi L dan R ke amplifier.
Pertanyaannya jadi saya akan butuh ampli yg bisa menghasilkan output per channel berapa RMS pak? Apakah per channel 60 watt RMS satelit + 35 watt RMS per utk 1 speaker sub = 95 watt RMS pak?
2 satelit ini akan konek ke subwoofer, dan dari subwoofer ada koneksi L dan R ke amplifier. <<<==== Ini saya bingung. Satelit itu tidak konek ke subwoofer sebab subwoofer itu terpisah, satelit juga demikian dia masing-masing terpisah. Jika dalam satu subwoofer ada 2 speaker ya bisa saja, mungkin diserti atau pararel. audio 2. 1 itu ada 3 channel. 1 channel buat subwoofer dan 2 channel buat satelit L/R. Jadi demikian : 1 channel subwoofer berkemampuan 70w power (sesuai dg speaker yang max-power 70w). 2 channel untuk satelit(stereo) 35W+35W power L/R jika max power untuk satelit 35W
Output Amplifier SMSL-SA50 2×50 watt impedansi 4 Ohm,
apakah bisa dihubungkan dengan speaker passive 2×50 watt impedansi 6 ohm?
Bisa saja hanya saja daya akan menurun karena artinya spek diatas adalah daya out ampli 50W jika pakai speaker 4 ohm. lainnya tak ada masalah
Amplifier smsl sa 50 ( 2×50 watt @ 4 ohm) , bisa gak di pasang dengan speaker pasif miliknya politron bb 5201 ( 2×50 watt @ 6 ohm).
Bisa saja tapi daya ouput max tidak 50W lagi. Da itu Nggak masalah buat yg lainnya
Pak Supri.
Speaker aktif dg AES 450 w (2 bh)
Power komsumstion 1300 w
Saya minta saran, kalo ingin menambahkan speaker, berapa wat yg baiknya? Agar sesuai dg Power? Terimakasih pak supri.
speaker aktif ditambah speaker ? yang penting adalah menghitung impedansinya. Impedansi semakin kecil dari seharusnya atau lebih besar malah biasa tidak bagus. Umumnya 4-8 ohm . jadi jika ditambahkan speaker lagi impedansi jangan lebih atau kurang dari itu hasilnya. Baca : Cara Menyambung Banyak Speaker yang Benar pada Audio Sound System
watt speaker yang mau ditambahkan baiknya sama dengan yang sudah ada, kurang atau lebih dikit bolehlah misalnya yang sdh ada 50W maka bisa ditambahkan dg speaker 60W
Gan,mau nanya ini,saya ada power 500 watt di 8 ohm dan 1000 watt di 4 ohm.
Saya beli speaker subwofer dgn spek;
– AES Power Rating 800 watt
– Program power 1600 watt
Inpedensi 8 ohm 2 buah.
Yg jadi pertanyaan saya gan, apa artinya Aes power rating dan program powernya dan apakah power saya sanggup untuk speaker saya?
Terimakasih.
Balas
Berarti disarankan pakai power amplifier yang mampu menghasilkan daya secara berkelanjutan dari 800w ke 1600W untuk hasil yang baik dan aman. Program power pada speaker adalah dua kali dari power rating. Dengan kata lain speaker program power bisa dikatakan dg bahasa sederhana adalah batas toleransi atau ruang bebas, sehingga untuk amplifier yang mampu menggandakan daya lebih dari 800W ke 1200W speaker masih aman.
Pada intinya speaker aman untuk power ampli berdaya 800W
Bos mau tanya klo saya pake trafo murni 20am elco bombardir 15rb X6biji 45volt driver mono utk angkat acr 18700 kok subwofer kurang Glee itu kurang apanya Bos maaf masih newbie trimakasih jawabannya
Bass besar glerr ada banyak faktor. Bisa saja watt powrernya tidak ngangkat/kurang besar, karakter power, bisa juga pre-ampnya atau crossover, bisa juga equalizer, bisa juga box speaker
Bang untuk speaker subwoofer americanboss 400 watt pakai minta petunjuk ukuran trafo, elko dan power yang sesuai …terima kasih
elco 2×10.000 4 buah sudah cukup. Power pakai yang 400W juga
Hallo boss,
Saya mau bertanya.
Saya mau beli amplifier yang bertuliskan “Amplifier 600 Watt”
Sedangkan saya punya speaker 7500watt.
Apakah cocok jika di sandingkan?
Mohon petunjuk
Terima kasih
ya bisa saja bunyi, tapi ya tenggelam alias nggak ngangkat 😀
Bang mohon saran, kalo speaker subwoofer 18 inch daya 1600 wat sebanyak 4 buah, butuh power berapa wat, terimakasih
1600×4= 6400W
Berarti maksimal power 6400W, nominalnya ya sekitar 5000-6000w
Bang mau tanya??kalo spiker 18 inch wat,1000/2000 idealnya pakai power amplifier berapa wat yah supaya bass horeg…dan pakai bok speker jenis apa supaya suara maksimal.
watt speaker adalah power handling alias kemampuan maksimal speaker menerima daya dari power, jadi prinsipnya daya power amplifier jangan lebih besar dari power handling speaker supaya tidak jebol
Aplifier 300 watt itu untuk satu output per mono apa untuk 2 mono( stereo)
permono
Pak Supri,
Kalau spec speaker mengatakan sbb:
Power Handling/RMS : 150 Watt
Program Max. : 300 Wat
Kemudian Ampli saya OCL Mono dgn spec:
Tr. Final : 1 set TOSHIBA_2SC5200/2SA1943
PSU : 32VAC / 5A Murni
Apakah ini sudah optimal?
Terima kasih.
Mas mau tanya, jika saya punya power yg kluar daya 954 watt pada 4ohm, dan saya punya speaker yang power handling 500watt dg program powernya 1000w 2buah, lalu pertanyaan saya mampukah power saya untuk mendrive speaker tersebut hingga titik maksimal?
Trima kasih untuk jawabanya
ya speakernya yang kalah, 500W lawan power 1000W
Saya mau tanya min, saya baca datasheet speaker saya power handling 500w dan max program power 1000w, sedangkan saya punya power yang outputnya mampu 945wrms pada 4ohm.
Pertanyaanya, mampukah power saya mendorong 2 speaker yang saya paralel hingga titik maksimalnya?
2 speaker ya kuat karena power handling dikalikan 2 kan 1000w, sudah cukup
Saya mau tanya om. Speaker 2.75 inch 4ohm 8w bisa gak di gantikan sama speaker 2.75 inch 8ohm 60w. Output r.m.s speaker nya 36w. Power source 220v 50hz. Trims
Bisa , tapi daya outputnya turun karena 8 ohm.
Bang saya mau tanya, jika power 4 ohm terus menggunakan speaker 8 ohm itu masalah gak? Dan satu lagi jika watt speaker lebih besar dari power itu apa aman? Misal speker 800watt powernya 600 watt? Mksh..
4ohm diganti 8 ohm, aman. Tapi daya keluaran turun.
Watt speaker lebih besar, sangat aman buat speaker tapi kalau terlalu besar selisihnya bisa tidak ngangkat/kurang maksimal hasilnya
Permisi, kalo speaker bass 4″ 4 ohm 20 watt, di sambung lagi speaker bass 5″ 6 ohm 80 watt .. dengan inputnya 220-240V 50/60HZ , power consumsi 60 watt .. bisa apa ngga ?
Watt speaker lebih besar sedikit, tak masalah
Om..sy mau instal audio ( bawaan ) xpander ultimate.subwofer lbh baik pakai yg undersite apa yg terpisah spy hasil bagus.mgkn ada merk2 yg recom bs dipakai.trimakaih
Tentu yg terpisah yag bagus. Merk? dilarang sebut merek 😀 Inisial P. Tapi merek masalah selera juga, hukum yg berlaku biasanya ada harga ada barang 😀
Maaf mau bertanya
Saya punya amplifier output 25watt,,saya ingin beli speaker subwoofer 5 inch 8ohm 180 watt.
Apakah speaker ini masuk gk di amplifier output 25watt?
Ya bisa saja. Tapi kurang maksimal powernya. jika speaker 180W, idealnya powernya sekitar 150W
Halo, min. Numpang tanya. Kalau saya menyambungkan speaker 6ohm ke ampli 8ohm, masih aman? Tp saya banyak baca artikel, kalau speaker 6ohm mau disambungkan ke ampli 8ohm, lebih baik sibuat seri, jangan paralel. Saya sudah coba sambung menggunakan seri, tapi alhasil pengaturan di knob right/left tidak berfungsi. Tapi jika saya menggunakan paralel, pengaturan di knob balance right/left berfungsi sebagaimana mestinya. Saya kurang paham, apakah sambungan seri saya yang salah atau bagaimana. Mungkin ada saran min apa yang harus saya lakukan biar speaker 6ohm ini bekerja maksimal? Terima kasih. Sukses selalu
Biasanya ampli support 4-8 ohm, jadi 6 ohm masih aman.
Bingung maksud seri dan pararel tapi pengaruh ke knob??? 😀 Gini, seri atau pararel itu adalah sistem rangkaian jika pakai lebih dari 1 speaker
maaf gan mau tanya:
Saya punya amfli rumahan , saya liat di Impedance nya 6 OHM.
kalo pakai speaker yg Impedance nya 4 Ohm (Speaker Mobil) apakah gak masalah nantinya? soalnya saya cobain sich oke-oke aja nyala seperti biasa,
Saya mau beli speaker aktif portabel merk Baretone, masih bingung antara 2 type :
– Max10HE, 10 inch, RMS 150W
– BT1515BWR, 15inch, RMS 130W
Apakah mungkin diameter lebih kecil tapi RMS lebih besar ? Ini untuk keperluan di lapangan terbuka.
Mohon sarannya
Diameter speaker tak ada hubungannya dg Wattrms. Diameter speaker berhubungan dg respon frekwensi. Diameter besar respon bass-nya lebih bagus, diameter kecil respon mid-nya lebih lantang. Tergantung kebutuhan dan selera
Lengkap sangat membantu
Anjirlah, ini artikel yg saya suka. Bukan cuman “yang penting kejar jumlah post, copy paste gak masalah” tapi creator sangat mementingkan kualitas
Saya juga punya blog, untuk nulis sepanjang dan sedetail ini memerlukan waktu yg cukup lama
Makanya ini artikel LAYAK NONGOL DI Page One
Sangat saya apresiasi tulisan seperti ini
Terima kasih
Terimakasih apresiasinya
Gan maaf saya newbie mw tanya kalo di power ampli ada ketetangan rms 120w apakah kalo speaker nya 4ohm 100w masih bisa digunakan?
Bisa, tapi hati hati jangan diputar maksimal.
Kalau masalah tegangan/volt pada speaker, bagusan yang tegangan tinggi ataukah yg tegangan rendah?
Spek speaker yang penting diperhatikan, diameter, impedansi, power handling, SPL atau kepekaan atau frekwensi response. Apakah ada tegangan?
Numpang nanya bang sekaligus minta saran/infonya…
Rencana saya mau merakit speaker 12″ + 1 Horn/ Twetter 2-Way, dengan mengikuti Design yang abang bagikan di halaman https://www.spiderbeat.com/ukuran-box-speaker-12-inch-rumahan/.
Yang saya tanyakan:
1. Apakah ada komposisi/urutan yang ideal untuk mengkombinasikan antara besarnya diameter dan respon frekuensi pada Speaker dan Horn/Tweeter?
2. Jika saya tambahkan 1 Box lagi untuk Sub-Bass ( https://www.spiderbeat.com/box-speaker-mini-scoop-skema-dan-cara-membuatnya/ ). kira2 Speaker berapa Inch kah yang idela/cocok?
Mohon jawabannya ya bang. Terimakasih
1. Semakin besar diameter tentu semakin bagus respon bass/lownya. Komposisi ideal antara speaker dan tweeter?.. Mungkin cukup disesuaikan kemampuan wattnya saja supaya tidak timpang , misalnya dikasih power 300W tweeter masih mampu menangani sehingga tidak jebol.
2. 15″ rasanya cukup. lebih besar juga tidak apa-apa misal 18″. Semakin besar speaker, semakin rendah respon bass yg bisa direproduksi dan makin butuh daya besar juga. Tergantung kebutuhan.
Kemudian, untuk menentukan bentuk box. Bentuk Box seperti apa yang bagus untuk rencana saya diatas bang, apakah bentuk kotak biasa atau bentuk kerucut dengan istilah “TRAPESIUM”? Mohon sarannya 🙏🏻
Mau beli speaker edifier XM6BT , tp di keterangannya freq respone nya di satelit 210Hz-20KHz, sedangkan sw 20Hz-120Hz. Yang 121Hz-209Hz nya kemana? Bukannya malah ngg bisa dengerin freq yang itu?
Yang nggak ada 121-209Hz itu suara bass yang nggak enak ditelinga, pekak. Jika pakai equalizer biasanya dicut/dihilangkan samasekali. Jadi tak masalah kalau menurut saya, dan itu sepertinya memang didesain seperti itu 😀
Wow.. Lengkap sekali ulasannya.. Klo ada yg saya gak ngerti, tinggal dibaca ulang aja.. Dan terjawablah mslh2 yg dialami speaker saya… Hahahaha.. 😅
maaf gan numpang tanya, kalo di speaker output ada istilah rms (biasa saya lihat di spek speaker bluetooth). itu maksudnya apa ya?
Root mean square. Ini penjelasannya teknis banget terkait arus gelombang AC. Tapi yg jelas biasanya menunjukkan kemampuan daya amplifier asli/bukan pmpo. Baca artikel ini gan ==> Watt RMS Vs PMPO, Apa Dan Bagaimana Cara Menghitungnya
Artikelnya lengkap dan sangat membantu sekali
Program power di spesifikasi speker itu maksudnya apa ya mas?
Watt power amplifier maksimal
Gan mau nanya sy baru pasang subwofer di mobil… Setelah 30 mebit suara bass ngilang atau subwofer tidak jalan tetapi power masih jalan.. setelang keesokan hari normal lagi tetapi setelah sekitar 30 menit mati lagi suwofernya
Powernya dicek dulu, atau bisa juga Head Unitnya