Speaker yang kita kenal adalah perangkat yang bekerja mengubah sinyal listrik audio menjadi suara yang tersesuai. Tugas speaker adalah pasif, ia hanya menerima beban dari power amplifier dan menghasilkan suara sesuai dengan kemampuannya. Nah inilah yang akhirnya disebut spesifikasi loudspeaker, dimana kita harus memahami antara kemampuan loudspeaker dan amplifier sebagai arus pendorongnya. Dengan demikian sangatlah penting untuk memahami seperti apa speaker yang kita butuhkan untuk audio kita supaya hasil akhirnya sesuai, enak didengar dan aman tanpa risiko kerusakan yang besar.
Cara Membaca Spesifikasi Speaker
Loudspeaker dibuat berbeda-beda yang secara umum disesuaikan dengan kebutuhan/kemampuan audio, namun ada beberapa hal yang menunjukkan sebuah produk speaker lebih baik daripada yang lain. Apakah itu bahan, desain, dan ukuran. Agar tak salah pilih, sebaiknya Anda banyak membaca informasi termasuk yang sudah diurai dibawah ini!
1. Sensitivity /SPL(Sound Pressure level):
Sensitifitas diukur dalam dB (desibel), ini adalah salah satu unsur yang paling signifikan meskipun seringkali diabaikan dari daftar spesifikasi speaker. Sensitivitas speaker menunjukkan suara dari speaker – baik sedang dalam lingkungan yang tidak bergema atau lingkungan ruangan. Beberapa pabrikan menentukan sensitivitas speaker yang diukur dalam lingkungan ruangan rata-rata, sementara pabrikan yang lain mempertimbangkan lingkungan yang tidak bergema pada saat mengukurnya. Sensitivitas yang diukur dalam lingkungan ruangan akan memiliki hasil lebih besar 2 hingga 3 dB daripada lingkungan yang tidak bergema.
Semakin tinggi nilai sensitivitas, semakin keras speaker Anda. Speaker yang ada rata-rata hadir dengan sensitivitas sekitar 87 dB hingga 88 dB. Speaker dengan nilai sensitivitas lebih dari 90 dB dianggap yang sangat baik, terutama jika dipakai sebagai speaker performance, atau speaker sound sistem lapangan.
Untuk memudahkan dalam mengetahui misalnya seberapa bising 88 dB, berikut ada beberapa panduan suara umum dengan peringkat desibelnya yang akan membantu Anda dalam memahami seberapa keras 88 dB itu : Jika sunyi dan adalah 0 dB, maka suara orang berbisik adalah 15-25 dB, lalu tingkat kebisingan dihalaman rumah/kantor adalah 40-60 dB. Suara orang berbicara normal adalah 65-70 dB, suara mesin pemotong rumput adalah 90 dB, dan klakson mobil 110 dB.
Sederhannya semakin tinggi SPL maka semakin memekakkan suara speaker, dan untuk keperluan ruangan ideal menggunakan sensitifitas speaker/SPL 90 dB kebawah, dan untuk keperluan lapangan adalah 90 dB keatas.
2. Impedansi Loudspeaker (Impedance):
Impedansi diukur dalam ohm (Ω), ini adalah spesifikasi loudspeaker lain yang sangat penting yang harus Anda perhatikan. Impedansi dalam rumus ditulis Z namun satuannya sama dengan resistansi pada resistor(R) yaitu Ω(Ohm), namun hal ini berbeda sama sekali. Impedansi adalah beban induktif pada komponen yang bekerja berdasar induksi kumparan seperti pada loudspeaker, lalu beban resistif adalah berdasarkan hambatan listrik seperti pada resistor.
Untuk memahami apa arti impedansi pada loudspeaker, saya akan mencoba membuat analogi selang dan air. Umpamakan speaker adalah sebagai selangnya dan air yang mengalir melaluinya adalah arus listrik/sinyal audio. Sinyal audio adalah air yang akan diubah menjadi suara oleh speaker.
Jika selangnya memiliki lubang yang sempit (resistansi tinggi), maka lebih sedikit air yang mengalir melaluinya, dan jika selang memiliki lubang yang lebih besar (resistansi rendah), maka lebih banyak air yang mengalir melewatinya.
Demikian pula dengan speaker, jika memiliki resistansi rendah (impedansi), maka lebih banyak arus (dari amplifier Anda) akan melewati speaker, dan jika speaker memiliki resistansi tinggi(impedansi), maka lebih sedikit arus(dari amplifier Anda). Oleh karena itu, semakin rendah impedansi speaker, maka semakin banyak arus yang mengalir melewati speaker.
Kesimpulan: Impedansi rendah = Arus besar. Impedansi tinggi = Arus kecil.
Sekarang pertanyaannya adalah, apakah Anda harus membeli speaker dengan impedansi yang tinggi atau impedansi yang rendah?
Speaker seharusnya tidak memiliki impedansi yang tinggi atau rendah. Jika memiliki impedansi yang rendah (resistansi kecil / arus besar), maka itu akan memberikan beban yang lebih besar pada amplifier Anda karena akan mendorong lebih banyak arus yang mengalir – masalahnya ini mungkin tidak mampu dilakukan oleh amplifier Anda. Karena usaha amplifier yang tidak perlu untuk mendorong arus yang lebih besar, maka amplifier mungkin bisa menjadi overheat/terlalu panas dan akhirnya mati atau rusak.
Lalu apakah ini berarti impedansi yang lebih tinggi lebih baik? jawabnya Tidak. Karena speaker hanya perlu membutuhkan jumlah arus yang cukup untuk bersuara dengan keras. Dan impedansi tinggi = aliran daya rendah = volume rendah.
Oleh karena itu speaker Anda seharusnya tidak memiliki Impedansi rendah maupun tinggi. Seharusnya memiliki impedansi yang optimal. Speaker dengan impedansi 6-8 ohm dianggap paling optimal. Speaker yang bermain pada peringkat impedansi ini akan lebih aman.
Lalu apakah dibawah 6 ohm tidak begitu aman? Jawabnya benar, ini memang tidak seaman 8 Ohm. Semakin kecil/rendah impedansi speaker maka daya output amplifier yang dibutuhkan semakin besar juga yang otomatis suara yang dihasilkan semakin keras juga – tapi semakin keras juga kerja amplifier. Bahkan jika impedansi terlalu rendah dari spesifikasi amplifier yang seharusnya maka bisa merusaknya. Untuk itu desainer amplifier biasanya sudah menetapkan batas kemampuan bermain dari amplifier yang didesainnya, apakah itu mampu di 4 Ohm misalnya atau tidak. Jadi sebagai informasi tambahan, jangan lupa melihat batas kemampuan power amplifier yang Anda miliki.
Pada akhirnya bisa disimpulkan bahwa antara impedansi speaker Vs kemampuan amplifier harus seimbang agar bisa mencapai titik yang optimal.
Baca juga: Cara Menyambung Banyak Speaker yang Benar pada Audio Sound System
3. Respon Frekuensi Loudspeaker (Freqwensi Response) :
Kadang-kadang ini juga disebut rentang frekuensi, yang diukur dalam Hertz (Hz). Spesifikasi speaker ini menunjukkan seberapa rendah dan tinggi speaker bisa memainkan suara. Hal ini disebut dengan “*Hz – *kHz” – di mana * adalah angkanya.
Mari kita ambil sebuah angka contoh spesifikasi sebuah speaker dimana : 65Hz-20kHz. Angka 65Hz diawal mewakili output bass, yang berarti seberapa rendah sebuah speaker dapat memainkan frekwensi. Semakin rendah angkanya maka semakin dalam suara bass yang bisa diproduksi. Sementara angka 20kHz (20.000 Hz) adalah mewakili frekwensi suara treble tertinggi.
Dikatakan bahwa telinga manusia bisa mendengar frekwensi antara 20Hz dan 20kHz. Tapi frekuensi rendah(bass) yang di bawah 30Hz akan menjadi lebih sedikit terdengar dan terasa.
Oleh karena itu, semua speaker yang mencapai 50 Hz atau lebih rendah dianggap baik dan tidak perlu memasangkan subwoofer sampai Anda benar-benar ingin mendengarkan bass yang paling dalam.
Pastikan selalu ada tanda “+/-” setelah angka tingkat freqwensi response. Jika penyimpangan “+/-” tidak ada, maka spesifikasi ini tidak mengungkapkan gambaran yang sebenarnya.
Speaker biasanya memiliki nilai +/- 3 dB atau +/- 4 dB setelah rentang frekuensi. Misalnya, sebuah speaker memiliki respons frekuensi “40Hz-20kHz +/- 3 dB”. Hal ini +/- 3 dB menunjukkan bahwa setiap nada yang dihasilkan oleh speaker akan berada dalam 3 dB dari suara lain di seluruh rentang frekuensi. Yang artinya bahwa telinga Anda tidak akan kehilangan sedikitpun suara.
Baca juga : Harga Speaker Aktif Beberapa Merk Dan Model Terpopuler 2019
4. Penanganan Daya (Power Handling):
Diukur dalam satuan Watts (W), spesifikasi penanganan daya(power handling) pada speaker menunjukkan seberapa banyak daya yang bisa ditanggung speaker tanpa menyebabkan kerusakannya. Speaker Anda mungkin akan rusak jika mendapat daya yang berlebih dari yang disebutkan dalam spesifikasi.
Speaker biasanya hadir dengan dua peringkat daya(power rating) – RMS atau continous, dan Peak.
Rating RMS menentukan power continous yang dapat ditangani oleh speaker tanpa menjadikannya rusak, sedangkan Rating Daya Puncak(power rating peak) menyiratkan jumlah daya maksimum yang bisa ditanggung oleh speaker dalam sekejap. Namun rating peak ini tidak ada gunanya dalam penggunaan praktis.
Anda harus memahami satu hal bahwa rating daya speaker terkadang menyesatkan. Kemungkinannya adalah bahwa Anda mungkin saja percaya bahwa speaker yang dikatakan 10 watt akan bersuara lebih keras daripada speaker yang 7 watt. Tapi dalam hal ini Anda tidak tahu apakah rating ini disebutkan dalam RMS atau power peak(daya puncak). Jadi, pastikan speaker Anda memiliki power rating yang disebutkan dalam RMS untuk bisa menilai dengan benar. Misalnya 10WRMS dalam penulisannya.
Hal lain yang perlu diketahui adalah power handling setidaknya sama dengan daya output amplifier, dan tidak boleh lebih rendah dari daya ouput amplifier demi keamanan speaker itu sendiri.
5. Signal-to-Noise Ratio (SNR):
Hal ini adalah suara yang dihasilkan oleh speaker, yang mencakup beberapa tingkat kebisingan.
Dengan kata lain, sinyal audio yang dikirim ke speaker yang kemudian diubah menjadi suara yang kita dengar. Tetapi suara yang kita dengar bukanlah sinyal audio murni yang didapat oleh speaker, pada kenyataannya, itu juga termasuk beberapa tingkat kebisingan. Kebisingan atau nois ini dihasilkan oleh komponen internal speaker atau perangkat.
Oleh karena itu, spesifikasi ini menjelaskan berapa banyak noise yang ada di output (suara yang kita dengar) dari suatu perangkat sehubungan dengan level sinyal. Ini juga diukur dalam desibel (dB).
Jadi jika sebuah speaker memiliki peringkat SNR 120dB, artinya bahwa tingkat sinyal audio 120dB lebih tinggi daripada tingkat nois. Semakin tinggi angkanya akan semakin baik.
6. Ukuran Loudspeaker/Diameter :
Ukuran atau Diameter speaker lebih sering disebut dalam satuan INCH. Diyakini bahwa speaker yang lebih besar dan lebih berat akan terdengar lebih baik daripada speaker yang kecil dan ringan. Menurut saya ini persoalan kapasitas, semakin besar ukuran speaker maka kapasitasnya semakin besar.
Seringkali orang mengartikan keliru antara ukuran speaker dan impedansi speaker. Impedansi speaker tidak ada hubungannya dengan ukuran speaker, itu dua hal yang berbeda. Tapi sekarang Anda sudah mengerti apa itu impedansi speaker – yang jelas tidak sama dengan ukuran speaker.
7. Ukuran komponen loudspeaker
Bahan speaker biasanya meliputi diameter cons, diameter voice coil, berat magnet ataupun medan magnet, itu yang mempengaruhi spesifikasi yang sudah dibahas diatas. Jadi artinya ini tidak perlu benar-benar dilihat, karena dalam aturan praktisnya ini tak begitu penting.
Baca juga : Box Speaker Mini Scoop: Skema dan Cara Membuatnya
Kabinet/Box speaker(Informasi tambahan tak termasuk dalam spesifikasi loudspeaker):
Sering orang hanya terfokus kepada spesifikasi umum seperti power handling(watt), impedance(ohm) dan diameter(inch), padahal ada unsur lain yang mempengaruhi kualitas suara yaitu box speaker. Nah, box speaker ini tidak bisa dibuat dengan sembarangan. Ada penghitungan khusus yang penting diperhatikan yaitu isi atau volume dari box speaker terutama ketika berbicara tentang kualitas suara bass (frekwensi rendah), termasuk kualitas bahan semua berpengaruh. Di blog ini saya telah banyak mengupload dan menjelaskan tentang berbagai jenis box speaker, kegunaan, keistimewaan dll yaitu artikel pada kategori speaker. Silakan diubek-ubek saja, ambil mana yang dibutuhkan untuk audio Anda.
Speaker yang baik dan berkualitas, ketika ditempatkan pada box yang buruk hasilnya akan buruk. Jadi kualitas dari kabinet juga sangat penting setelah loudspeaker itu sendiri. Pastikan box speaker Anda terbuat dari bahan yang padat seperti kayu. Jangan memakai material yang tipis dan kurang padat sehingga ikut bergetar ketika speaker bersuara. Meskipun box speaker hampir tidak memiliki pengaruh terhadap nada tinggi, tetapi ini mempengaruhi nada bass secara signifikan. Bukan berarti bahwa box speaker Anda harus terbuat dari material kayu, ada banyak material bahan yang cocok untuk box speaker selain kayu misalnya bahan triplek atau MDF.
Baca juga : √ Cara Membuat Box Speaker Yang Benar Sehingga Hasilnya Bagus
Nah demikian sedikit tentang cara melihat spesifikasi speaker, semoga informasi ini dapat memberikan kepada Anda lebih dari hanya sekadar mengenai kinerjanya. Seberapa baik kinerja speaker pada kenyataanya masih bergantung juga pada kualitas driver, box speaker, dan beberapa komponen penting lainnya seperti crossover.
Artikel di Update pada November 28, 2020 12:17 pm
View Comments (92)
Assalamu'alaikum, selamat pagi mas
Kebetulan saya sedang merakit sepasang monitoring speaker 4 inch utk kebutuhan recording. saya menggunakan 1 pcs tweeter max 100watt dan 1 speaker woofer 4 inch max 60 watt untuk masing2 box, jadi total jumlah speaker dan max watt adalah :
2 pcs speaker tweeter : 2 x 100 watt
2 pcs speaker woofer : 2 x 60 watt
Kira2 berapa watt power amplifier yang cocok untuk spesifikasi tersebut?
Manakah yang lebih cocok apakah saya menggunakan power amplifier :
2 x 30 watt, atau
2 x 50 watt
Terimakasih ya mas, mohon penjelasannya
Assalamu alaikum,
Speaker 150W Progam power, 4 speaker
Speaker Twetter 100W , 4 speaker twetter
Yang aman dan ideal menggunakan Power amplifier berapa Watt RMS
TRIMA KASIH
maksimal power 600watt, minimal 300watt
mas,tlg kasih tau perbedaan,RMS,CONTINOUS DAN PROGRAM POWER, karna di speaker di jumpai,ketrangan beda2,trimakasih mas
Daya RMS, nilai rata-rata dari daya suatu sinyal, yang dapat direproduksi secara stabil oleh speaker tanpa distorsi.
Continous mencerminkan daya yan bisa ditangani secara kontinyu/berkelanjutan/konstan, istilah ini digunakan bersama dengan RMS yg keduanya menggambarkan kemampuan speaker untuk menangani daya secara konsisten tanpa merusak atau mengalami penurunan kinerja.
Contoh; andaikan power amplifier 100Watt RMS dan speaker spek tertulis Power RMS 100W, Continous 150W maka speaker akan bekerja dengan baik secara kontinyu tanpa mengalami penurunan kinerja dan kerusakan dengan kekuatan amplifier maksimal sebesar 100W
Program power , hanya digunakan dalam pengujian, artinya daya maksimum yang dapat ditangani oleh speaker dalam waktu singkat tanpa mengalami kerusakan.
Misalnya tertera dalam datasheet spek Program power 200W, artinya speaker bisa di dorong dengan kekuatan power ampli 200W tetapi hanya sebentar saja alias tidak bisa kontinyu atau secara terus menerus karena bisa merusaknya atau mengalami penurunan kinerja.
Semoga bisa dipahami, terimakasih!
Sy lagi cari speaker. Dan masih awam mengenai spaker. Mas sy mau bertanya. sy kan pakai speaker yang outputnya 3 watt nah saat pemakaian di volume tinggi selalu ada suara kresek2/ sember. Itu penyebabnya apa ya? Apakah power outputnya kekecilan tidak sesuai? Apakah harus di ganti dengan power output yang besar minimal 42 watt? Nah pengaruh watt itu untuk apa ya? Maaf, masih awam.
Krsek kresek bisa saja speaker rusak, bisa juga amplifier yang bermasalah atau kurang daya. Coba tes pakai speaker lain
Om saya mau buat skripsi tentang pemancar gelombang ultrasonik buat pengusir burung. Kira² ada gam om tweeter buat frekuensi 50 khz, soalnya rata² 40 kh,z semua
Ada jenis tweeter ultrasonic piezoelectrick khusus untuk pengusir tikus dan sebagainya hingga 50Khz, cari aja di google
Om saya punya power 4x1200 4ohm.
Ingin saya gunakan untuk speaker acr 15600 x 2
Speaker acr 1225 x2
Tweeter Ashley n175 x2
. Nah pertanyaannya saya gimana cara yg ideal untuk menghubungkan antara power dan komponen speaker yg baik di masing-masing chenel, terimakasih 🙏🙏
intinya sesuaikan impedansi amplifiernya, misalnya main 4, atau 8 ohm. Jika merangkai speaker harus di hitung hasilnya baik kemampuan daya amplifier maupun impedansi, itu saja. Untuk tweeter menggunakan HPF . Baca saja di : Merangkai 2 Buah LoudSpeaker Atau Lebih Sebaiknya Seri Atau Pararel?
Saya punya speaker dalam keterangannya ada tulisan power600watt=4.3db
Sebelumnya terima kasih atas rubrik mengenai spesifikasi amplifier ini, sungguh sangat membantu dan menambah wawasan saya yang seorang awam di dunia audio. Saat ini saya sedang menyelami audio vintage, dan ingin membeli set up audio vintage dari tape deck, stereo integrated amplifier, dan speaker bookshelf. Saat ini saya ada referensi amplifier dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Power output: 45 watts per channel into 8Ω (stereo)
2. Frequency response: 5Hz to 120kHz
3. Total harmonic distortion: 0.005%
4. Damping factor: 60
5. Input sensitivity: 2.5mV (MM), 150mV (line)
6. Signal to noise ratio: 76dB (MM), 91dB (line)
7. Channel separation: 60dB (line)
8. Output: 150mV (line)
9. Speaker load impedance: 4Ω to 16Ω
Apakah amplifier di atas mampu mensupport speaker bookshelf 1 pasang secara optimal dengan spesifikasi berikut:
1. Total Power Output: 5 - 20 W
2. Frekuensi Respon: 50 Hz-20 KHz
3. Impedance: 6 Ohm
4. SPL: 77 dB
Saya ingin membangun set up untuk home audio. Apakah dengan set up seperti di atas sudah mengoptimalkan kualitas suara dari speakernya ya mas?
Mohon saran dan masukannya, terima kasih.
penting diperhatikan adalah power output dan frekwensi response serta impedansi. Asal speaker secara kemampuan menerima daya cukup, rentang frekwensi cukup tercover oleh amplifier. Optimal itu adalah ketika amplifier mengcover speaker dengan baik tentang frekwensi response daya dan impedansi, masalah sensiitifitas dalam ruangan lebih rendah dari pada jenis luar ruangan. Mungkin Perlu memahami ini :
Bass Bawah (Low Bass): Bass bawah, juga dikenal sebagai low bass atau sub-bass, merujuk pada rentang frekuensi rendah yang dihasilkan oleh speaker atau perangkat audio. Rentang frekuensi bass bawah biasanya berkisar antara sekitar 20 Hz hingga sekitar 80 Hz. Suara di rentang ini memberikan dampak dan kekuatan pada nada rendah, seperti suara drum bass, efek gempa bumi dalam film, atau bunyi dasar instrumen musik.
Bass Tengah (Mid Bass): Bass tengah, juga dikenal sebagai mid bass, adalah rentang frekuensi di antara bass bawah dan bass atas. Rentang frekuensi bass tengah berkisar sekitar 80 Hz hingga sekitar 300 Hz. Bagian ini menyumbang pada karakter suara yang lebih tebal dan penuh, seperti suara gitar bass atau vokal rendah.
Bass Atas (Upper Bass): Bass atas, juga dikenal sebagai upper bass atau lower midrange, mencakup rentang frekuensi di atas bass tengah dan di bawah frekuensi menengah. Rentang frekuensi bass atas berkisar sekitar 300 Hz hingga sekitar 1 kHz. Bagian ini memberikan kejernihan dan definisi pada instrumen musik yang mengisi frekuensi ini, seperti gitar akustik, vokal, dan beberapa instrumen perkusi.
Seperti itu, dan kadang tentang frekwensi respon ini terpengaruh dengan genre music. Misalnya suka music dangdut , maka speaker cenderung mid-bass. Suka DJ maka speaker cenderung bass dalam / sub-bass dan music akustik dll mungkin bass atas ... jika suka nonton film semua range frekwensi dari sub hingga hi akan jadi bagus dan optimal. Begitu menurut saya
maaf nanya masi awam soal speaker, saya mau beli speaker polytron PMA 9507 nah itu tertulis OUTPUT POWER 150 Watt RMS dan Power Consumption 50 Watt, yg ngaruh ke biaya listrik kita itu yg 50 watt ato yg 150 watt ya ? mohon di cerahkan
Untuk power amplifier dengan output 150W, konsumsi daya listriknya mungkin lebih tinggi daripada 150W, tergantung pada efisiensi amplifier tersebut. Misalnya, jika amplifier memiliki efisiensi 50%, maka konsumsi daya listriknya mungkin sekitar 300W. Namun, ini adalah perkiraan kasar, dan konsumsi daya sebenarnya dapat bervariasi tergantung pada spesifikasi dan efisiensi masing-masing amplifier. Satu lagi, 150W adalah output daya maksimal, artinya jika volume diputar pelan maka ouput daya tidak mencapai 150W, bisa saja cuma 50W, 30W, 5W dst
Maaf mas saya sngat awam sekali ttng speaker
Jadi saya punya speaker big band 500
Yg hnya punya keterangan system impedance 8ohm dan frequensi responce 20-20000hz
Yg saya tanyakn brp watt yg dr speaker tsb?
Karna didlm box terdapat 2 speaker uk.10in,1 uk.6in dan 2 uk.4in
Watt harusnya tertulis di speaker, tapi mungkin bisa dilihat berapa watt power ampnya. Jika power ampnya 150W berarti speaker itu setidaknya 150Watt