Equalizer adalah perangkat audio prosesor dalam unit sound sistem yang mungkin Anda sudah tak asing lagi. Tahukah Anda bahwa seorang sound engineer sangat merasa terbantu dengan hadirnya alat ini sehingga mereka dengan mudah membuat suatu alunan live music menjadi jernih dan enak dikuping audience. Meskipun keberadaan perangkat yang bernama Graphic Equalizer ini sudah sangat banyak dan umum dipakai, tapi apakah Anda sudah mengerti fungsi-fungsi band(potensio geser) dan cara mentuningnya dengan baik? Untuk itu mari kita bahas lebih banyak dalam artikel ini.
Mengenal Graphic Equalizer, cara tunning untuk music live dan pengenalan fungsi band yang ada.
Equalizer untuk audio tersedia dipasaran, untuk dominasi merk terkenal build-up sebut saja DOD, DBX, Ashley, Behringer, dll. Untuk merk lokal atu buatan China, banyak merk yang tersedia sebagai pilihan alternatif. Tapi tentu jika Anda menginginkan kualitas audio yang lebih akurat, Anda tentu sudah tahu mana yang bagus untuk Anda beli. Atau kalau mau merakit sendiri, ya monggo saja dan itu masih lebih baik daripadas tidak pakai samasekali; asalkan Anda bisa tunning dengan pas, saya kira hasilnya susah dibedakan telinga awam.
Baca juga : Mengenal Perbedaan Kelas atau Class dalam Driver Power Amplifier
Fungsi dan Kegunaan Equalizer
Nah apa sih fungsi equalizer? Equaliser digunakan untuk menyeimbangkan atau memeratakan (equalizing) rentang frekwensi keluaran dari Audio Mixer yang di freeze. Equalizer bekerja dengan cara memperkuat (boost) atau melemahkan (cut) dalam rentang band frekwensi tertentu. Kenapa perlu dipasang equalizer? Dalam dunia Audio hal ini sudah mencakup penyesuaian respon frekwensi untuk sebuah alasan estetika, yang sebetulnya untuk mengatakan “menghasilkan suara yang “jernih” daripada sekedar suara yang flat.
Kegunaan equalizer dalam live music. Mixer dalam sistem sound hanya bertugas mencampur berbagai unsur penghasil nada atau instrumen alat musik yang dibunyikan dipanggung. Tapi signal listrik hasil mixing dari berbagai alat musik ini masih cenderung flat karena setiap band frekwensi masih belum rata dengan pas seperti yang diharapkan sehingga menjadi flat karena tidak seimbang.
Nah disinilah peran equalizer yaitu menyembangkan frekwensi hasil mixing sehingga audio yang keluar dari speaker lebih jernih (tidak flat) – karena frekwensi sudah diratakan oleh equalizer sesuai dengan porsi yang tepat sehingga bisa diterima oleh speaker dengan baik supaya bisa didengar ditelinga dengan lebih baik.
Gambar : Rentang frekwensi dan klasifikasi/deskripsinya :
Rentang frekwensi yang bsia didengar manusia adalah antara 20Hz – 20kHz. Semakin rendah frekwensi maka semakin rendah nadanya; paling rendah yang bisa didengar manusia dideskripsikan sebagai sub-bass. Dan hingga yang paling tinggi yang bisa didengar manusia dideskripsikan sebagai high yaitu dalam rentang frekwensi 8kHz-20kHz.
Sebelum menjadi seorang sound engineer, Anda juga perlu mengerti karakter berbagai alat musik yang ada, mana jenis alat musik yang mengeluarkan suara di rentang frekwensi tertentu. Misalnya :
- Gitar bass => masuk klasifikasi Bass di rentang frekwensi 60Hz-200Hz.
- Kick drum=> masuk klasifikasi lower mids di rentang frekwensi 200Hz-600Hz
- Gitar Akustic/Electric/Vocal => masuk klasifikasi lower mids di rentang frekwensi 600Hz-3kHz hingga mid hi 600Hz-3Khz.
- dsb
Dengan demikian Anda akan menjadi lebih mudah untuk memotong atau meng cut band frekwensi mana yang paling tepat jika Anda ingin menonjolkan/melemahkan gitar atau vocal pada equalizer misalnya sehingga terdengar pas dan seimbang.
Jenis-Jenis Equalizer
Parametric equalizer : Parametric equalizer adalah jenis equalizer yang berfungsi seperti tone control pada amplifier combo. Tampak tunnernya menggunakan potensio putar.
Graphic equalizer : Secara fungsi lebih spesifik sehingga banyak dipakai untuk studio rekaman, live music, studio radio, dsb. Tersedia mulai dari yang paling praktis 5 bands, hingga yang sangat spesifik 31 bands. Tampak tunnernya menggunakan potensio geser agar lebih mudah untuk mengetahui level tunningnya karena asumsinya lebih spesifik/memiliki banyak bands.
Panduan Tunning Graphic Equalizer 31 Bands pada Live Music Secara Umum
Gambar : Garis kuning adalah posisi flat, panah keatas adalah posisi boost(penguatan) dan panah kebawah adalah posisi cut(pelemahan).
- 20Hz : Ini adalah frekwensi terendah(sub-woofer), biasanya diboost lebih banyak untuk menghasilkan suara yang menggetarkan.
- 25Hz : Biasanya diboost juga untuk menambah kekuatan nada bass dari yang sebelumnya tapi lebih sedikit porsi dbnya.
- 31hz : Lebih baik dicut sedikit untuk mencegah humming pada speaker
- 40Hz : Sama dengan yang sebelumnya pada 31Hz
- 50Hz : Frekwensi bass paling rendah untuk alat musik seperti perkusi dan kick drum, flat atau dicut sedikit saja
- 63Hz : Hampir sama dengan 50Hz, Cut untuk menyesuaikan yang 50Hz
- 80Hz : Bisanya untuk menambah kekuatan dari kick drum, frekwensi ini banyak diboost lebih banyak
- 100Hz : frekwensi perfect bass, terdengar punch didada untuk alat perkusi, bisa diboost secukupnya saja
- 125Hz ; frekwensi yang punch ditelinga, perlu dicut agak banyak agar rentang low tidak terdengar memekakkan telinga
- 160Hz : ini frekwensi yang terdengar punch di belakang kepala, biasanya dicut sampai hampit habis 😀
- 200Hz : Ini adalah frekwensi bawah dari lower-mid, umumnya suara low vokal, gitar, kibor, dsb
- 250Hz : frekwensi main lower mids, umumnya diosisi flat
- 315Hz : suara lower mids yang mirip didalam tong, biasanya banyak dicut agar vokal tidak terdengar seperti didalam tong
- 400Hz : Hampir sama dengan bawahnya 315Hz, dicut disesuaikan saja.
- 500Hz : Suara frekwensi mid, yang mirip dalam kaleng. Di cut secukupnya.
- 630Hz : Suara frekwensi mid lebih cempreng sedikit dari 500Hz, diflat saja
- 800Hz : Mid vocal, dicut secukupnya saja agar suara vocal tidak terdengar seperti toa
- 1kHz : Frekwensi main dari mid, diflat saja
- 1,2 kHz : Dicut secukupnya untuk supaya mid lebih solid
- 1,6kHz : Frekwensi upper mid tertinggi, ditunning flat saja
- 2kHz : Frekwensi upper mid, dicut seperlunya sampai kira-kira telinga bisa nyaman mendengarnya.
- 2,5kHz : frekwensi perfect upper mid, sebaiknya di tuning flat saja
- 3,1kHz : Upper mid yang terdengar ditelinga, dicut secukupnya agar mid high tidak terlalu solid
- 4kHz : Upper mid yang memekakkan telinga, dicut banyak saja soalnya menyebabkan feed back
- 5kHz : Frekwensi Upper mids tertinggi, di tunning flat
- 6,3kHz : Frekwensi High terendah, diflat atau dicut secukupnya
- 8kHz : Frekwensi High yang kasar, ditunning flat. Jika feedback diturunkan gainnya.
- 10kHz : Frekwensi high yang lembut, biasanya diboost banyak
- 12kHz : Untuk melengkapi 1okHz, diboost lebih rendah dari 10kHz(disesuaikan)
- 16kHz : Frekwensi tertinggi dari high, yang menyebabkan suara vokal mendesis dan kemricisnya hi-hat dan simbal. Coba di flat dulu, kalau kurang bisa diboost secukupnya
- 20kHz : High yang Nyaris tak terdengar, bisa ditunning flat saja.
Demikian tema blog kita kali ini, yaitu membahas tentang Graphic Equalizer, mulai dari fungsi kegunaan, hingga cara tunning untuk Equalizer 31 bands yang banyak digunakan untuk memproduksi audio secara live terutama live music. Tutorial sederhana ini bisa dijadikan referensi dasar bagi Anda yang pengen mendalami dunia sound enginer khususnya pengetahuan tentang equalizer dan cara tunningnya. Jika Anda sudah memahamai klasifikasi frekwensi-frekwensi dalam audio yang sudah dijelaskan diatas, maka Anda bisa bereksperimen lebih jauh lagi misalnya menghilangkan feedback hanya bermodal equalizer. Selamat mecoba!
Artikel di Update pada Februari 12, 2021 3:09 am
View Comments (1)
Nambah ilmu dan pengetahuan trmksh