Ide awal membuat sistem injeksi bahan bakar pada mobil bensin terinspirasi dari sejak pompa injeksi bahan bakar mesin diesel berhasil ditemukan oleh Robert Bosch. Singkatnya sejak tahun 1960, perusahaan Mobil VW sudah menggunakan sistem injeksi D-jetronik, merupakan sistem pertamakali menggunakan pengontrol elektronik. Sejak saat ini sistem Fuel Injection pada mesin bensin(EFI) semakin dikembangkan dan sudah menjadi lebih baik.
System bahan bakar injeksi / EFI pada mobil bensin bermanfaat terutama untuk mengurangi emisi gas buang sehingga lebih ramah lingkungan, hemat bahan bakar, performa mesin yang bagus, serta lebih sedikit perawatan. Nah itulah kenapa sistem bahan bakar mesin bensin konvensional aka karburator mulai ditinggalkan oleh industri otomotif.
Seperti biasa, yang namanya teknologi tentu tidak luput dari kekurangan. Untuk sistem EFI, kekurangan utamanya adalah harus ditangani oleh teknisi yang berkeahlian khusus EFI serta memiliki peralatan yang memadai. Dengan demikian, ketika kendaraan anda mogok dimanapun akibat masalah pada sistem injeksi, maka tidak ada jalan lain kecuali modil harus diderek ke bengkel yang memadai. Namun masalah umum pada sistem injeksi atau EFI akan bisa dihindari jika Anda tertib melakukan perawatan rutin sesuai dengan yang tertera pada buku servis kendaraan yang dikeluarkan oleh pabrikan.
Tabel konten
Berikut masalah umum yang biasa terjadi pada mesin mobil sistem bahan bakar injeksi
Ketika ada masalah pada sistem injeksi juga ditunjukkan oleh lampu check engine pada dashboard mobil. Untuk memeriksa pada rangkaian elektronika mencakup semua sensor-sensor dan akuator, maka alat yang digunakan adalah musltitester digital, test lamp, scanner, hingga osiloskop. Berikut problem yang bisa terjadi pada mobil ketika sistem injeksinya bermasalah :
Mesin tidak dapat hidup, dan starter tidak ada masalah
Mesin susah hidup atau hidup tapi tersendat-sendat memang merupakan masalah yang sering terjadi pada sistem injeksi, namun hal ini juga berlaku pada kerusakan pada bagian yang lain. Maka dari itu perlu dilakukan troubleshoting untuk menemukan problem yang sesungguhnya. Nah untuk itu sebelum memeriksa bagian sistem injeksi, maka perlu diperiksa dulu apakah sistem pengapian masih optimal. Bagian pada sistem injeksi yang harus diperiksa adalah mulai dari aliran bahan bakar, sinyal menuju injektor, cek kebocorna udara dari intak trothle, sensor IAC, ECT, MAP, tekanan kompresi, dan terakhir periksa kemungkinan kerusakan pada ECM.
MAP, ECT, TPS adalah sensor-sensor pada sistem injeksi, pelajari juga : Apa saja Sensor-sensor Pada Sistem Injeksi dan fungsinya
Boros Bahan Bakar
Jika ada gangguan pada sistem EFI, maka mesin juga bisa menjadi boros bahan bakar, namun bisa juga disebabkan masalah lain. Untuk itu hal yang perlu juga diperiksa selain sistem injeksi adalah sistem pengapian mulai dari komponen termasuk busi, kabel busi, hingga setelan timing dan kopling slip. Kerusakan/problem yang bisa terjadi yang mencakup sistem injeksi adalah ; sensor TPS, ECT/MAP yang tidak sesuai, kerusakan pada injektor, sistem VVT rusak, dan kerusakan pada ECM. EGR valve yang tidak sesuai(jika dilengkapi), seating valve yang tidak sempurna, kompresi rendah, termostat rusak juga bisa menyebabkan bahan bakar boros pada mesin sistem injeksi.
Baca juga : Apakah maksud VVT-I pada mesin Mobil Merk Toyota?
Mesin tersendat sendat
Hal ini bisa terasa ketika pedal gas dilepas terutama ketika kendaraan berjalan disemua gigi kecepatan. Kerusakan atau problem umum yang terjadi pada sistem injeksinya adalah; mulai dari elektronik sensor yaitu TPS, ECT/MAP yang lemah, sistem VVT rusak, masalah pada ECM , injektor, tekanan bahan bakar yang tidak sesuai, dan katup EGR yang tidak bekera. Kerusakan lain yang juga bisa menyebabkan masalah mesin tersendat adalah kerusakan busi atau celah busai yang tidak sesuai., serta kompresi yang rendah dan mesin yang kepanasan juga bisa menjadi kemungkinan penyebab lain yang perlu diperiksa.
Mesin loyo atau Tidak bertenaga.
Masalah mesin yang terasa lamban dan loyo merupakan masalah umum pada sistem injeksi. Hal ini memerlukan pemeriksaan yang dilakukan secara intensif yang tak terbatas pada sistem injeksi. Sma seperti problem diatas, problem lain diluar masalah injeksi yang bisa menjadi penyebabnya adalah; kerusakan busi, koil pengapian/ingition coil, kabel busi rusak, tersumbatnya pipa bahan bakar, kebocoran paking/gasket pada intake manifold, mesin kepanasan, setelan kabel gas yang salah, slip kopling, rem macet, kompresi rendah. Untuk sistem injeksi yang perlu diperiksa adalah semua sensor, VVT, ECM, injektor,dan EGR kalau dilengkapi.
Mesin tidak bisa idling/ berputar langsam atau putaran idle tidak sesuai spesifikasi terlalu tinggi/rendah
Jika dilengkapi EGR valve hal ini perlu diperiksa kemungkinan terjadi masalah atau gangguan masalah idling, termasuk injektor, sensor TPS, ECT/MAP yang lemah, kerusakan VVT, dan kerusakan atau lemahnya selang vakum. Kompresi lemah, mesin kepanasan juga bisa menjadi penyebabnya.
C02 pada gas buang berlebihan
Kerusakan pada busi dan kabel busi yang sudah kendor atau bocor, Coil / Igniter rusak, kompresi lemah, pencemaran pada cataloic converter, kerusakan pada sistem control emisi, tekanan bahan bakar tidak sesuai spek, sistem feedback bermasalah, kerusakan sensor TP, sensor ECT/ MAP, injector rusak, ECM rusak, suhu mesin tidak normal, fliter udara tersumbat, kebocoran vakum, dan kemungkinan kerusakan pada system VVT.
Kandungan Nitrogen Oxydes / NOx berlebihan
Hal ini akan diketahui ketika dilakukan test gas buang, meskipun begitu kondisi NOx berlebihan bisa menunjukkan adanya masalah pada mesin khususnya sistem injeksi bahan bakar. Mesin terlalu panas atau terlalu irit, bisa disebabkan injektor bahan bakar atau sensor oksigen yang bermasalah yang akhirnya menyebabkan NOx berlebihan. Masalah pada pompa bahan bakar juga bisa menjadi penyebabnya. Konverter katalitik bisa menjadi penyebabnya namun hanya khusus untuk sistem konverter katalitik tiga arah. Penumpukan karbon, dan masalah katup EGR juga bisa menjadi penyebabnya.
Masalah pada mesin mobil memang beragam, terkadang satu problem bisa disebabkan oleh sistem yang lain diluar sistem injeksi misalnya sistem pengapian dll. Maka dari itu diperlukan serangkaian pemeriksaan yang kita sebut sebagai troubleshooting untuk dapat menemukan masalah yang sesungguhnya. Khusus untuk mengetahui masalah kerusakan pada sistim injeksi, maka diperlukan beberapa alat khusus yaitu scanner, multitester digital, lampu test led, dan osciloscop. Untuk menjamin kakuratan menentukan letak gangguan pada sistem injeksi terletak pada prosedur dan pembacaan alat scanner berdasarkan data teknis kendaraan/mesin yang seharusnya.