Sebagai sumber energi yang terbarukan dan ramah lingkungan,listrik tenaga surya bisa menjadi sumber tenaga listrik masa depan.Saat ini listrik tenaga surya memang sudah banyak dipergunakan dalam masyarakat,salah satunya sebagai energi cadangan dikala listrik utama padam.Selain dalam penggunaannya dalam industri kecil menengah (UKM),listrik tenaga surya sudah banyak dipergunakan rumah tangga didaerah pelosok yang jauh dari jangkauan jaringan PLN.
Sistem listrik tenaga surya (Surya Cell) sedikit sekali membutuhkan perawatan, sehingga sangat cocok sebagai sumber tenaga yang letaknya sulit dijangkau manusia. Misalnya untuk menghidupkan alat telekomunikasi di angkasa (satelit),alat ukur aktifitas gunung merapi,alat navigasi ditengah laut,alat ukur bendungan dll.
Perangkat listrik tenaga surya umumnya terdiri dari modul sel surya, charge controller (kontrol pengisian), dan batere.
System kerja listrik tenaga surya secara sederhana bisa dijelaskan yaitu: Modul sel surya menerima sinar ultraviolet dari matahari yang kemudian dirubah menjadi energi Listrik.Energi listrik DC dari panel surya tersebut akan diteruskan kepada charge controller.Pada charge controller tersebut,energi listrik yang dihasilkan diatur untuk mengisi baterai dan dipakai untuk keperluan.Nah pada saat sedang tidak ada sinar matahari yang diterima panel surya,penggunaan listrik untuk peralatan akan diambil dari baterai.Semua itu bisa bekerja secara otomatis,sehingga bebas dari perawatan.
Cara kerja Sel Surya
Sel Surya atau panel surya atau Modul surya adalah suatu alat yang diciptakan untuk mengkonversi sinar ultraviolet dari matahari menjadi tenaga listrik DC.Sistem Sel surya juga dikenal dengan nama sistem photovoltaic.Photovoltaic berasal dari bahasa Yunani yang berarti Photo dan Voltaic.Photo diartikan sebagai Cahaya dan Voltaic adalah berasal dari nama Ilmuwan terkenal pengkaji listrik pada abad 17 yaitu Alesandro Volta.
Sel surya merupakan suatu pn junction dari silikon kristal tunggal,dan menggunakan photo electric effect dari bahan semikonduktor untuk mengkonversi sinar ultraviolet matahari menjadi tenaga listrik.
Jika sel surya terkena sinar matahari, maka akan terjadi reaksi kimia yang memicu timbulnya suatu yang dinamakan elektron dan hole. Elektron dan hole yang timbul di sekitar p-n junction akan bergerak berturut-turut ke arah lapisan n dan ke arah lapisan p.Pada saat elektron dan hole melintasi p-n junction, maka akan terjadi beda potensial pada kedua ujung sel surya. Jika pada kedua ujung sel surya diberi beban, maka arus listrik akan mengaliri beban tersebut.
Dalam sebuah sell surya tunggal bisa menghasilkan listrik DC sebesar 3 volt dengan kuat arus 3 ampere. Sel-sel surya tersebut bisa dibuat dalam berbagai ukuran dan bisa dihubungkan dengan dirangkai seri dengan sel-sel surya lain untuk membentuk suatu modul surya dengan output voltase listrik yang diperlukan.Kemudian sel sel yang sudah tergabung dalam suatu modul surya bisa dikemas sedemikian rupa dengan bahan khusus, sehingga modul dapat bertahan dalam suatu kondisi bagaimanapun.
Pada saat ini kita sebenarnya masih mengimpor modul sel surya tersebut dari luar negeri seperti China dan Belanda. Dan sebenarnya hal ini ironis sekali,karena bahan baku untuk membuat sell surya sendiri sebenarnya berlimpah.Namun beberapa waktu yang lalu beberapa mahasiswa dari UMY berhasil membuat sel surya sendiri yang disebut dengan SHS (Solarcell Home System).Karena memang alat ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan UMKM,sebagai energi cadangan disaat listrik padam.Ada yang unik dari karya mereka,yaitu sebuah tambahan alat khusus yang diberi nama ATS(Automatic Transfer Switch).ATS ini berguna sebagai saklar otomatis,jika arus listrik PLN padam maka sumber listrik akan dialihkan kepada listrik tenaga surya.Karena listrik dari panel surya adalah DC(arus searah) ,mereka juga menambahkan semacam inverter untuk merubah arus listrik DC dari surya sel menjadi arsu listrik AC (arus bolak balik).
Artikel di Update pada April 14, 2016 3:32 am