Merakit sendiri baterai dengan BMS (Battery Management System) adalah pekerjaan yang lumayan rumit dan berpotensi gagal, terbakar bahkan meledak jika tidak dilakukan dengan benar. Jika Anda tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan yang cukup tentang elektronik dan baterai, saya sangat menyarankan untuk tidak mencoba merakitnya sendiri karena sebuah kesalahan dapat mengakibatkan risiko serius seperti kebakaran atau ledakan. Tentu saja jika untuk BMS dan baterai dengan kapasitas arus yang besar. Jika sebuah proyek kecil dengan kapasitas kecil yang penting berhati-hati dan ikuti semua petunjuk dengan baik dan benar.
Merakit Baterai Lithium-ion Dengan BMS 3s, 4s, 2s, Yang Benar, Pasti Berhasil Dan Aman
Namun, jika Anda memiliki pengetahuan yang cukup dalam elektronik, khususnya dalam hal baterai lithium-ion, dan memiliki peralatan yang tepat serta tahu cara melakukannya dengan aman, berikut langkah-langkah umum untuk merakit baterai dengan BMS:
Catatan Penting: Pastikan untuk selalu mengikuti petunjuk keamanan dan saran dari produsen baterai dan BMS karena Kesalahan dalam merakit baterai bisa membahayakan.
Baca juga : Fungsi Dan Cara Kerja BMS Baterai 3s, 4s Dan lain-lain
Pemilihan Sel Baterai:
Pilih sel baterai lithium-ion yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Pastikan sel memiliki tegangan, kapasitas, dan arus yang sesuai dengan aplikasi Anda. Jika anda membutuhkan tegangan output keseluruhan misalnya 12V 6A maka anda harus menggunakan BMS dengan 3s yaitu BMS untuk 3 sel baterai, dan baterai yang diperlukan adalah sejumlah 3 buah baterai li-ion dengan masing-masing berkapasitas 2A.
Semua baterai harus dalam kondisi yang sama, terutama kapasitas arus dan tegangannya masing-masing. Jika salah satu ada yang tegangannya lebih rendah maka harus dicharge dulu supaya sama dengan yang lain. Hindari menggunakan baterai bekas karena kondisi kesehatan setiap baterai bisa berbeda-beda, apalagi berbeda-beda merk dan kapasitas arus.
Baterai yang kondisinya berbeda-beda akan merusak modul BMS karena akan bekerja ekstra keras jika ada salah satu baterai yang sudah drop dan susah mengisi lagi.
Beli BMS yang sesuai:
Pilih BMS yang sesuai dengan sel baterai Anda. BMS adalah modul elektronika yang sangat penting untuk melindungi baterai dari pengisian yang berlebihan, pengosongan berlebihan, dan kondisi yang tidak aman lainnya. BMS juga memungkinkan pengisian seimbang untuk setiap sel yang ada.
Jika total sel baterai yang dipergunakan adalah 20A maka BMS harus memiliki kapasitas arus dibawah itu misalnya 15A. Jika lebih besar dari 20A maka sistem BMS akan terus menerus membaca arus baterai belum penuh padahal sudah penuh, dan ini bisa mempercepat kerusakan sel baterai.
Merakit Fisik Baterai:
Susun sel baterai sesuai dengan desain yang diinginkan dan sambungkan sel-sel tersebut dalam rangkaian seri dan paralel sesuai dengan kebutuhan tegangan dan arus. Untuk menambah arus maka baterai diparalel, misalnya 1 buah baterai adalah 2000mA maka 2 baterai diparalel akan menjadi 4000mA dalam setiap sel. Menyambungkan kabel atau jumper nikel strip disetiap kutub baterai harus dilakukan dengan hati-hati, bisa menyolder atau menggunakan spot welder.
Pasang BMS:
Tempelkan BMS ke baterai Anda sesuai dengan petunjuk dari produsen BMS. Pastikan koneksi antara BMS dan sel baterai sudah benar dan aman. BMS 3s berarti 3 sel, 4s berarti 4sel dan seterusnya. Semua sudah tercantum dalam pedoman atau datasheet dari BMS dan silakan dipelajari baik-baik jangan sampai keliru pemasangan.
Sambungkan terminal positif (anoda) dan negatif (katoda) baterai ke BMS.
Tambahkan Sistem Pelindung:
Selain BMS, Anda juga dapat menambahkan sistem pelindung eksternal seperti fuse atau penghenti darurat untuk melindungi baterai dari kondisi yang tidak aman.
Menguji Baterai:
Sebelum menggunakannya, lakukan pengujian menyeluruh untuk memastikan baterai berfungsi dengan baik dan seluruh sistem beroperasi sebagaimana mestinya. Cara mencoba adalah dengan mengalirkan tegangan yang sesuai dengan BMS sampai setiap sel terisi sempurna. Setiap sel baterai li-ion yang normal umumnya sekitar 4.7V, jika anda menggunakan BMS 3s maka tegangan keluaran ketika baterai sudah penuh adalah 4.7vx3 = 14.1V atau sekitar 14volt.
Ujicoba dengan beban yang sesuai dan wajar misalnya motor listrik atau dop lampu 12V.
Pemantauan dan Perawatan Rutin:
Setelah baterai selesai dirakit, penting untuk terus memantau dan merawatnya dengan benar. Pastikan untuk tidak mengecas baterai melebihi batas yang ditentukan dan hindari pengosongan berlebihan. Hal ini karena terjadi pengosongan berlebihan bisa merusak baterai li-ion. Modul BMS bisa saja rusak sewaktu-waktu dan harus segera disadari sebab kalau tidak bisa merusak setiap sel yang ada.
Kegunaan BMS
Battery Management System (BMS) adalah sistem yang dirancang untuk memantau dan mengelola baterai, yang merupakan komponen kunci dalam sistem penyimpanan energi berbasis baterai.
Kegunaan:
- Proteksi Baterai: Fungsi utama BMS adalah melindungi baterai dari kondisi yang dapat merusaknya dengan cara proteksi dari overcharge (pengisian berlebihan), over-discharge (pengosongan berlebihan), short circuit (hubungan singkat), dan kondisi operasi yang ekstrem, seperti suhu tinggi.
- Pengisian Seimbang: BMS berguna untuk memastikan bahwa setiap sel baterai lithium-ion diisi dengan seimbang. Ketidakseimbangan pengisian dapat menyebabkan sel-sel tertentu mengalami overcharge, yang dapat merusak baterai dan bahkan menyebabkan kebakaran.
- Pengosongan Seimbang: Selain pengisian seimbang, BMS juga mengawasi pengosongan sel baterai, memastikan bahwa sel-sel tidak drop terlalu rendah yang dapat mengurangi masa pakai baterai.
- Pengukuran dan Monitoring: BMS mengukur dan memantau tegangan, arus, suhu, dan kapasitas baterai secara terus-menerus. Informasi ini dapat digunakan untuk memahami kinerja baterai dan mengidentifikasi masalah potensial.
- Penghindaran Operasi Berbahaya: BMS dapat menghentikan operasional baterai jika mendeteksi kondisi yang bisa berbahaya, seperti suhu yang sangat tinggi atau tegangan yang rendah. Ini menghindari risiko kebakaran atau ledakan.
Aplikasi BMS Secara Umum:
- Mobil Listrik (EV)/ Motor Listrok(Molis): BMS banyak digunakan untuk kendaraan listrik untuk memantau dan mengelola baterai yang menyimpan daya untuk motor listrik kendaraan. Ini membantu memperpanjang masa pakai baterai dan memastikan keselamatan pengemudi.
- Sistem Penyimpanan Energi (ESS): BMS digunakan dalam sistem penyimpanan energi dilingkungan rumah tangga dan komersial. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengumpulkan energi dari sumber terbarukan seperti panel surya dan menggunakannya saat diperlukan.
- Elektronik Konsumen: BMS juga digunakan dalam perangkat elektronik konsumen seperti laptop, tablet, dan smartphone. Mereka membantu menjaga daya tahan baterai dan menghindari overcharge yang dapat merusak baterai.
- Alat Elektronik Portabel: BMS digunakan dalam alat-alat elektronik portabel seperti perangkat medis, peralatan camping, dan lampu senter untuk mengelola daya baterai dan memastikan operasi yang aman.
- Drone: BMS digunakan dalam drone untuk mengawasi dan mengelola daya baterai selama penerbangan. Ini membantu menghindari kegagalan baterai di udara.
- Kendaraan Listrik kecil/mainan: Sepeda listrik, skuter listrik, dan sepeda motor listrik juga menggunakan BMS untuk memenej baterainya.
- Telekomunikasi: BMS digunakan dalam stasiun basis telekomunikasi yang memiliki sistem cadangan daya berbasis baterai. Hal ini untuk memastikan ketersediaan listrik saat listrik utama mati.
- Energi Terbarukan: BMS digunakan dalam sistem energi terbarukan besar seperti pembangkit listrik tenaga surya dan angin untuk mengelola penyimpanan energi baterai.
- BMS adalah komponen penting dalam teknologi berbasis baterai modern, yang tidak hanya meningkatkan kinerja dan daya tahan baterai, tetapi juga memastikan keselamatan pengguna dan menghindari kondisi yang membahayakan seperti overcharge dan over-discharge.
Penutup
Demikian Cara Merakit Baterai Li-Ion Dengan BMS 3s, 4s, 2s Yang Benar. Saat merakit baterai, pastikan Anda mengikuti buku petunjuk atau panduan produsen untuk sel baterai dan BMS yang Anda gunakan. Pastikan juga untuk mematuhi prosedur keamanan, termasuk penggunaan perlindungan mata, sarung tangan, dan pakaian yang tepat saat bekerja dengan baterai lithium-ion.
Sebaiknya, jika Anda tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan yang cukup dalam merakit baterai, lebih baik membeli baterai yang sudah jadi dari produsen yang tepercaya atau mengandalkan jasa yang berpengalaman dalam merakit baterai lithium-ion untuk Anda. Keselamatan selalu menjadi prioritas utama.
Berurusan dengan baterai terutama yang memiliki kapasitas arus yang besar bukanlah main-main, tidak boleh ada keslaahan dan wajib memiliki pengetahuan dasar elektronika terutama tentang baterai lithium dan modul BMS. Jangan menggunakan baterai diluar dari kemampuan kapasitasnya.
Artikel di Update pada September 4, 2023 3:05 pm