Perbedaan Tr Final Thosiba 2SC5200 Dan Sanken 2SC2922

Thosiba 2SC5200 Vs Sanken 2SC2922. Pada power amplifier class AB, Transistor daya final Thosiba 2SC5200 dengan pasangannya((complementary pair) yaitu 2SA1943, dan Sanken 2SC2922 dengan 2SA1216 sering digunakan pada PA profesional daya besar. Mungkin kamu bertanya-tanya apakah perbedaan dan kelebihan masing-masing ? mana yang terbaik? mari kta bahas!

Thosiba 2SC5200 Vs Sanken 2SC2922, Kenali Karakteristiknya Sebelum menentukan pilihan

Thosiba 2sc5200 vs Sanken 2sc2922

Spesifikasi Datasheet

Datasheet transistor adalah dokumen teknis yang berisi informasi rinci tentang transistor, termasuk spesifikasi, karakteristik, penggunaan, dan banyak informasi penting lainnya yang digunakan oleh desainer elektronik dalam merancang sirkuit elektronik. Ini untuk membantu mereka memahami bagaimana transistor berfungsi sehingga bisa menentukan alur desain pada aplikasi yang mereka rancang. Datasheet juga yang bisa menjadi dasar acuan untuk membantu mengambil keputusan, manakah transistor final yang lebih cocok kita gunakan?

Berikut karakteristik Thosiba 2SC5200 dan Sanken 2SC2922 menurut rata-rata datasheet yang beredar : 
Toshiba 2SC5200:

  • Jenis: NPN (komplementer dengan PNP, biasanya 2SA1943).
  • Tegangan kolektor-masukan (VCEO): Biasanya sekitar 230 V.
  • Arus kolektor kontinu (Ic): Biasanya sekitar 15 A.
  • Daya dissipated (Pd): Biasanya sekitar 150 W.
  • Hfe: min 35
  • Temperatur juction : 150°

Sanken 2SC2922:

  • Jenis: NPN (komplementer dengan PNP, yang bisa menjadi 2SA1216).
  • Tegangan kolektor-masukan (VCEO): Biasanya sekitar 230 V.
  • Arus kolektor kontinu (IC): Biasanya sekitar 17 A.
  • Daya dissipated (Pd): Biasanya sekitar 200 W.
  • Hfe: min 30
  • Temperatur juction : 150°

Baca juga : Cara Mengetahui Spesifikasi Transistor Dengan Melihat Dataheet

Disipasi Daya (Power dissipation)

Daya dissipated (Pd) Thosiba 2SC5200 lebih besar daripada Sanken 2SC5200 dan pasangan. Disipasi daya lebih tinggi akan menjadi pilihan yang baik jika daya keluaran yang lebih tinggi diperlukan. Berikut beberapa kelebihannya:

  • Dapat menangani daya keluaran yang lebih besar dengan risiko overheating lebh rendah, Ini tentu sangat penting di mana Anda memerlukan amplifier dengan daya keluaran yang tinggi.
  • Cenderung meningkatkan keandalan transistor dalam jangka panjang. Ketika transistor beroperasi di bawah batas disipasi daya yang aman, maka umur transistor dapat lebih panjang.
  • Dalam situasi amplifier menerima sinyal transien atau puncak daya yang tinggi, transistor dengan disipasi daya yang lebih besar dapat menangani sinyal-sinyal tersebut tanpa menyebabkan transistor rusak.
  • Anda memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam merancang amplifier dengan daya keluaran yang dapat diatur sesuai kebutuhan.

Tegangan kolektor-masukan (VCEO)

Tegangan kolektor-masukan (VCEO) yang lebih tinggi memiliki beberapa keuntungan, terutama yang menginginkan supplai catu daya yang lebih tinggi. Berikut beberapa kelebihan jika VCEO lebih tinggi:

  • Dengan VCEO yang lebih tinggi, transistor final dapat menangani tegangan keluaran yang lebih besar tanpa risiko melewati batas tegangan maksimum(over voltage). Ini juga berguna untuk amplifier dengan daya keluaran yang tinggi.
  • Dalam beberapa kasus, amplifier mungkin menerima sinyal input dengan tingkat yang tinggi. Transistor final  dengan VCEO yang lebih tinggi dapat menangani sinyal-sinyal tersebut tanpa merusak transistor.
  • Dapat meningkatkan keandalan transistor dalam jangka panjang karena transistor tidak bekerja pada batas tegangan maksimumnya. Ini dapat memperpanjang masa pakai transistor.
  • Dengan VCEO yang lebih tinggi, Anda memiliki fleksibilitas lebih besar dalam merancang amplifier dengan daya keluaran yang bisa diatur sesuai kebutuhan. Jadi Anda dapat merancang amplifier dengan daya keluaran yang lebih besar atau memberikan tegangan yang lebih tinggi.

Arus kolektor kontinu (Ic)

Peningkatan arus kolektor kontinu (IC) pada transistor daya dapat memiliki beberapa dampak pada kinerja amplifier, yaitu sbb :

  • Transistor dengan IC yang lebih tinggi dapat menghasilkan daya keluaran dari power amplifier yang lebih besar. Ini akan berguna jika Anda memerlukan amplifier dengan kemampuan arus tinggi atau menghasilkan daya yang lebih tinggi.
  • Transistor dengan IC yang lebih tinggi bisa menangani  beban yang lebih berat tanpa risiko overheating atau kerusakan. Ini akan berguna jika beban yang diberikan ke power amplifier sering berubah-ubah atau memiliki impedance rendah.
  • Dalam beberapa kasus, penggunaan transistor dengan IC yang lebih tinggi dapat meningkatkan kualitas audio amplifier. Ini karena transistor mungkin beroperasi pada bagian kurva transfer yang lebih linier, dan mengurangi distorsi.
  • Dalam beberapa kasus, penggunaan transistor dengan Lc yang lebih tinggi dapat meningkatkan efisiensi amplifier. Hal ini karena bisa diberi arus basis yang lebih kecil untuk mengendalikan arus kolektor,  ini mengurangi daya yang terbuang menjadi panas.
Baca Juga :  Berapa Ampere Trafo dan Berapa Set Jumlah Transistor final Yang dibutuhkan?

Hfe(h-parameter)

Hfe, atau juga dikenal sebagai h-parameter, adalah parameter yang mengukur gain arus transistor. Itu adalah perbandingan antara perubahan arus kolektor (Ic) dengan perubahan arus basis (Ib). Dalam konteks audio amplifier, Hfe yang lebih besar bisa memiliki beberapa dampak positif:

  • Dengan Hfe yang lebih besar, transistor final dapat memberikan penguatan sinyal yang lebih besar. Ini dapat menghasilkan daya keluaran yang lebih tinggi dan sensitivitas yang lebih tinggi terhadap sinyal input.
  • Dalam beberapa kasus, Hfe yang lebih besar dapat menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi dalam amplifier. Ini karena arus basis yang lebih kecil diperlukan untuk mengendalikan arus kolektor, yang mengurangi daya yang terbuang sebagai panas.
  • Beberapa transistor dengan Hfe yang tinggi mungkin memiliki rentang frekuensi yang lebih lebar, yang artinya dapat digunakan dalam berbagai macam amplifier dengan berbagai frekuensi operasi.

Catatan : Hfe tinggi mungkin membuat power amplifier lebih rentan terhadap masalah seperti osilasi. Pada beberapa kasus, Hfe yang sangat tinggi dapat meningkatkan risiko distorsi non-linear. Hfe yang tinggi juga mungkin membuat trasistor lebih sensitif terhadap perubahan suhu, yang mempengaruhi kinerjanya jika tida dikelola dengan baik. Dengan demikian memerlukan desain yang baik untuk menghindari distorsi yang tidak diinginkan.

Perbedaan-perbedaan lain

Harga : 

Sanken yang sering kita jumpai dibanderol dengan harga yang lebih mahal dari thosiba, tetapi kita tidak tahu kualitas masing-masing yang tersedia mana yang sali dan mana yang palsu. Baca juga : Ciri-ciri Transistor Final Amplifier Yang Asli Original, KW Atau Palsu

Kemasan

Sanken memiliki kemasan yang memanjang ke samping terhadap ke 3 pinnya, sementara thosiba memanjang kebawah terhadp ke 3 pinnya. Artinya sanken lebih banyak memakan ruangan pendingin dan berpotensi lebih banyak menggunakan tempat didalam box power amplifier. Menurut saya thosiba lebih ringkas, bagaimana menurut Anda?

Kesimpulan

Antara Thosiba 2SC5200 dan Sanken 2SC2922 memiliki perbedaan karakteristik jika dilihat dari datasheet masing-masing. Berbicara disipasi daya(Pd), disipasi daya sanken 200W jadi lebih besar daripada thosiba yang 150W. Tetapi jika melihat Vceo atau breakdown voltage, Thosiba yang lebih tinggi yaitu 230V dan sanken 180V. Jika melihat Arus koletkror(Lc), sanken yang lebih besar yaitu 17A, sementara thosiba 15A. Yang terakhir dari sisi kepekaan gain (Hfe) thosiba memiliki sedikit keunggulan yaitu 35 sementara sanken 30.

  • Dengan VCO yang lebih besar tetapi disipasi daya lebih rendah pada Toshiba, bisa disimpulkan lebih dingin daripada sanken. Tetapi dari sisi Lc, sanken lebih besar walaupun tidak siginfikan yaitu 17A, sementara Thosiba 15A.
  • Dengan disipasi daya yang lebih besar, serta arus kolektor (Lc) yang lebih besar sanken terlihat lebih cocok untuk power amplifier yang berdaya lebih besar. Namun sanken memiliki Vce yang lebih rendah, artinya sanken lebih sesuai untuk bermain dengan arus supply yang lebih besar tapi dengan suplai tegangan yang lebih rendah.
  • Sementara thosiba kebalikannya, Lc lebih rendah tapi Vco lebih tinggi yang membuatnya cocok untuk bermain dengan suplai arus yang lebih rendah tapi dengan suplai tegangan yang lebih tinggi.
  • Thosiba memiliki kepekaan gain(Hfe) lebih tinggi sedikit yaitu 35, dan sanken 30. Pada dasarnya gain lebih peka membuat input lebih sensitif, sehingga memberikan penguatan sinyal yang lebih kuat. Apabila desain diatur dengan tepat maka hasilnya akan lebih bagus, jika tidak maka rentan distorsi dan overheat.

Penutup

Pada akhirnya semua kembali lagi kepada kebutuhan dan karakteristik dari driver yang dipergunakan. Karena bagaimana driver dirancang itulah yang paling menentukan hasil akhirnya termasuk karakter audio dan kehandalannya. Transistor final hanya menentukan seberapa kuat bisa menggedor speaker, dan seberapa tahan/handal amplifier digunakan.

Setelah membaca semua hal tentang Thosiba 2SC5200 Vs Sanken 2SC2922 diatas, kami berharap Anda bisa mengambil kesimpulan. Bisa memilih mana yang terbaik untuk digunakan sesuai dengan preferensi power amplifier Anda masing-masing.

Leave a Reply